Harga Emas Melemah Setelah Rilis Risalah FOMC

1 month ago 30

Harga emas melemah akibat aksi ambil untung dan penguatan dolar AS setelah risalah FOMC mengisyaratkan penundaan pemangkasan suku bunga The Fed.

 Freepik)

Harga Emas Melemah Setelah Rilis Risalah FOMC. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas turun pada Rabu (19/2/2025), setelah sempat mendekati rekor tertinggi pekan lalu di USD2.940 per troy ons.

Penurunan ini dipicu oleh aksi ambil untung dan penguatan dolar AS setelah rilis risalah pertemuan (FOMC) Federal Reserve (The Fed) Januari lalu.

Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) terkoreksi tipis 0,07 persen ke level USD2.933,26 per troy ons.

Dalam risalah FOMC, pejabat The Fed mengisyaratkan perlunya kemajuan lebih lanjut dalam pengendalian inflasi sebelum memangkas suku bunga.

Bank sentral Negeri Paman Sam tersebut mempertahankan suku bunga tetap setelah tiga kali pemangkasan pada 2024, dengan alasan kekhawatiran terhadap usulan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump yang berpotensi mendorong inflasi.

Meski sebagian pembuat kebijakan melihat peluang pertumbuhan ekonomi dari deregulasi dan perubahan pajak, banyak yang masih khawatir terhadap risiko inflasi.

Ancaman Trump untuk menerapkan tarif 25 persen pada impor mobil, semikonduktor, dan farmasi menambah ketidakpastian di pasar.

Sementara itu, pengiriman emas dari Singapura ke AS mencapai level tertinggi dalam tiga tahun pada Januari, mencerminkan gangguan dalam perdagangan emas akibat perbedaan harga.

Rekor harga emas belakangan ini juga terjadi di tengah janji tarif baru dari Trump yang mengguncang pasar. Pada Selasa, Trump mengatakan tengah mempertimbangkan tarif 25 persen atas impor mobil, semikonduktor, dan farmasi ke AS yang bisa mulai berlaku pada 2 April.

Ancaman ini menambah daftar kebijakan proteksionisme dari pemerintah AS, termasuk tarif 10 persen atas impor dari China serta tarif 25 persen atas impor dari Kanada dan Meksiko—dua mitra dagang terbesar AS—serta atas baja dan aluminium.

“Permintaan emas tetap kuat karena ancaman tarif dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires.

Rekor harga emas ini terjadi meskipun dolar AS menguat, yang biasanya menjadi sinyal bearish bagi komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut. Indeks dolar ICE terakhir naik 0,21 poin ke 107,26.

“Kita sedang berada dalam situasi ketidakpastian yang sangat tinggi. Pemicunya adalah ancaman tarif dan ketegangan perdagangan global, yang mendukung kenaikan harga emas,” ujar analis pasar di Sprott Asset Management, Paul Wong.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik dan inflasi, meski suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya sebagai aset tanpa imbal hasil. Pejabat The Fed masih belum yakin bagaimana dampak tarif terhadap inflasi.

Saat ini, menurut data LSEG, pasar memperkirakan setidaknya satu kali pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, dengan peluang 44 persen untuk pemangkasan tambahan hingga Desember. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |