Media Asing Soroti Tambang Nikel Rusak Surga Laut di Raja Ampat

17 hours ago 4

Isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat sorotan dari media asing.

 Arsip)

Kepulauan Raja Ampat, sekelompok pulau kecil di Provinsi Papua Barat Daya Indonesia, dijuluki Amazon-nya Lautan. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, mendapat sorotan dari media asing. Salah satunya ada media terkemuka Inggris, BBC, yang hari ini mengangkat artikel bertajuk "Race to Mine Metals for EV Batteries Threatens Marine Paradise", Minggu (15/6/2025).

Dalam artikel itu dikatakan, sejumlah gambar mencolok yang diambil dari pesawat tanpa awak oleh para aktivis lingkungan dan dibagikan kepada BBC, menunjukkan bahwa aktivitas penambangan nikel telah merusak hutan dan mencemari perairan Raja Ampat. Padahal, menurut media itu, Raja Ampat menjadi salah satu habitat laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di bumi.

"Kepulauan Raja Ampat, sekelompok pulau kecil di Provinsi Papua Barat Daya Indonesia, telah dijuluki 'Amazon-nya Lautan'. Tetapi penambangan nikel, yang menjadi bahan dalam baterai kendaraan listrik dan baja tahan karat, telah meningkat di sana dalam beberapa tahun terakhir, menurut organisasi Global Witness," tulis BBC.

Beberapa waktu lalu, pemerintah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin operasional empat dari lima perusahaan tambang di wilayah Raja Ampat. Langkah itu disambut antusias oleh para pegiat lingkungan. Keputusan ini diumumkan melalui pernyataan daring Kementerian Lingkungan Hidup, yang menegaskan bahwa keanekaragaman hayati Raja Ampat adalah warisan dunia yang wajib dijaga.

Pakar konservasi terumbu karang dan pendiri proyek Reshark yang telah bekerja di Raja Ampat lebih dari 20 tahun, Dr Mark Erdmann, menyambut gembira langkah ini. "Ini episentrum keanekaragaman hayati laut global, dan tekanan masyarakat Indonesia yang mendorong pemerintah," ujarnya.

Namun, laporan investigasi Global Witness yang dipublikasikan bersama BBC mengungkap kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Citra udara menunjukkan hilangnya hutan dan sedimentasi yang mencemari perairan, merusak terumbu karang kaya biodiversitas. Global Witness mencatat peningkatan penggunaan lahan untuk tambang di pulau-pulau kecil Raja Ampat sebesar 500 hektare—setara 700 lapangan sepak bola—antara 2020 dan 2024. 

Kontroversi ini mencerminkan dilema global antara kebutuhan mineral untuk teknologi baterai, seperti mobil listrik, dan pelestarian lingkungan. Indonesia adalah penyumbang lebih dari separuh produksi nikel dunia berdasarkan laporan Institut Ekonomi Energi dan Analisis Keuangan 2024. 

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |