Para pelaku usaha di Tanah Air perlu mengadopsi pola pikir internasional yang lintas batas dan lebih aktif memanfaatkan peluang pasar global.
Kadin Indonesia rutin mengadakan Monthly Economic Diplomatic Breakfast untuk menginventarisasi persoalan perdagangan RI di kancah internasional. (Foto: Arsip)
IDXChannel – Para pelaku usaha di Tanah Air perlu mengadopsi pola pikir internasional yang lintas batas dan lebih aktif memanfaatkan peluang pasar global. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, James Riady.
Dia mengatakan, hal tersebut penting dilakukanmengingat tantangan utama saat ini bukan hanya pada aspek operasional, tetapi juga pada cara membangun visi di tengah persaingan yang semakin ketat. James menyebut potensi Indonesia sangat besar, tetapi membutuhkan kerja sama dan pemahaman bersama antar-pelaku usaha.
“Apa pun yang kita butuhkan, kita butuh pasar, kita ke internasional. Kita butuh modal, kita (ke) internasional. Kita butuh tenaga kerja yang khusus, kita ke internasional,” kata James dalam agenda rutin Kadin Indonesia Bidang Luar Negeri Monthly Economic Diplomatic Breakfast yang digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).
Lebih lanjut, James menjelaskan, Kadin memiliki banyak komite bilateral yang aktif, dan mekanisme kerja sama semacam ini akan terus diperkuat. James juga menyebut keunikan Kadin sebagai organisasi yang memiliki struktur solid dari pusat hingga daerah.
Kendati demikian, James juga menyoroti rendahnya kontribusi perdagangan luar negeri terhadap ekonomi nasional yang masih di bawah 40 persen. Dia menuturkan, Indonesia harus mulai memikirkan cara meningkatkan porsi perdagangan internasional.
“Pasar dunia itu besar, dan kita harus mulai mengambil bagian lebih besar di sana,” ujarnya.
Sementara itu WKU Bidang Organisasi Kadin Indonesia, Taufan Eko Nugroho Rotorasiko, mengatakan bahwa masih banyak tantangan dalam penguatan hubungan internasional, terutama terkait kurangnya informasi yang sampai ke pelaku usaha. Dia pun menyoroti perlunya perencanaan yang lebih terstruktur ke depan, serta komunikasi yang lebih terbuka antara pelaku bisnis dan pemerintah.
“Kami ingin diskusi lebih intensif tentang perencanaan tiap bulan ke depan seperti apa,” kata Taufan.