Harga Emas Melemah di Tengah Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Treasury AS

6 days ago 12

Harga emas melemah pada Rabu (26/3/2025) seiring dengan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi.

 Freepik)

Harga Emas Melemah di Tengah Kenaikan Dolar dan Imbal Hasil Treasury AS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas melemah pada Rabu (26/3/2025) seiring dengan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi, meskipun kekhawatiran terhadap tarif baru pemerintahan Trump menjaga harga tetap di atas level USD3.000 per troy ons.

Harga emas spot (XAU/USD) turun tipis 0,02 persen menjadi USD3.019,49 per troy ons.

Indeks dolar AS (DXY) naik 0,4 persen terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga bergerak naik.

“Minat terhadap emas sebagai aset aman tetap kuat di tengah ketidakpastian tarif dan risiko geopolitik. Rekor tertinggi baru akan mendukung target kenaikan saya berikutnya di USD3.150,” kata Wakil Presiden Zaner Metals, Peter Grant.

Presiden AS Donald Trump pada Senin mengatakan, tarif otomotif akan segera diberlakukan, meskipun tidak semua bea yang diancamkan akan diterapkan pada 2 April, dan beberapa negara mungkin mendapat pengecualian.

"Jika tarif yang diberlakukan tidak seburuk yang dikhawatirkan, emas bisa mengalami koreksi," ujar analis Marex, Edward Meir.

Para investor yang khawatir bahwa tarif tersebut dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi beralih ke aset aman seperti emas.

Sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, harga emas telah naik lebih dari 15 persen sepanjang 2025 dan mencetak rekor tertinggi USD3.057,21 pada 20 Maret.

Pasar kini menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada Jumat untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan suku bunga AS.

"Jika inflasi PCE tetap jinak, hal ini akan memperkuat pandangan dovish The Fed dan memberikan dorongan lebih lanjut bagi emas," kata Grant.

Pekan lalu, Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuannya, tetapi memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga tahun ini. Lingkungan suku bunga rendah biasanya mendukung harga emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan bahwa bank sentral AS telah membuat banyak kemajuan dalam menekan inflasi, tetapi masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai target 2 persen.

Sementara itu, analis Citi melihat prospek bullish bagi emas dalam tiga bulan ke depan, mengingat dampak tarif balasan yang akan diberlakukan pada 2 April terhadap pertumbuhan global dan ekonomi AS.

Pasar dinilai masih meremehkan dampak tarif tersebut terhadap pertumbuhan dan harga komoditas, sehingga investor disarankan mengambil langkah perlindungan terhadap risiko yang mungkin timbul.

Citi menaikkan perkiraan harga emas dalam tiga bulan ke depan menjadi USD3.200 per troy ons, dari sebelumnya USD3.000 per troy ons. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |