Efek Singkat JP Morgan, IHSG Kembali Tertekan saat Saham Konglo Tumbang

7 hours ago 3

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Selasa (4/3/2025) usai rebound tajam sehari sebelumnya seiring JP Morgan mengerek rating emiten perbankan utama.

 Freepik)

Efek Singkat JP Morgan, IHSG Kembali Tertekan saat Saham Konglo Tumbang. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Selasa (4/3/2025) usai rebound tajam sehari sebelumnya seiring JP Morgan mengerek rating emiten perbankan utama.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 10.19 WIB, IHSG melemah 1,48 persen ke level 6.423, kembali di bawah batas psikologis 6.500. Sehari sebelumnya, Senin (3/3/2025), indeks acuan sempat menembus 6.500 dan ditutup di posisi 6.520, naik 3,97 persen.

Berbanding terbalik dengan kemarin, mayoritas saham turun pada Selasa, yakni mencapai 404 saham. Hanya 163 saham menguat, sedangkan 390 sisanya stagnan.

Saham-saham milik konglomerat yang memiliki kapitalisasi pasar besar (big cap) cenderung terbenam. Sebut saja, emiten milik Prajogo Pangestu, TPIA dan BREN, masing-masing jatuh 5,70 persen dan 3,12 persen.

Kemudian, emiten batu bara Low Tuck Kwong, BYAN, turut merosot 5,46 persen dan emiten energi Sinarmas, DSSA, yang tergerus 4,25 persen.

Saham emiten tambang yang terafiliasi Grup Salim, AMMN, terdepresiasi 4,04 persen. Demikian pula, saham properti milik taipan Aguan dan Salim, PANI, minus 2,79 persen.

Selain saham besutan orang kaya di Indonesia tersebut, saham bank raksasa juga mengalami aksi ambil untung sehingga ikut membenai IHSG. Saham BBRI melemah 0,27 persen, BBCA turun 0,57 persen, BBNI terkoreksi 0,23 persen, dan BMRI tergelincir 2,04 persen.

Efek Singkat JP Morgan

Sebelumnya, pada Senin (3/3/2025), IHSG menguat tajam seiring JP Morgan menaikkan rekomendasi untuk saham perbankan besar Indonesia di tengah potensi technical rebound setelah aksi jual dalam beberapa waktu terakhir.

Saham bank BUMN BBRI dan BBNI mendapat kenaikan rating dari neutral menjadi overweight, sementara BMRI dinaikkan dari underweight menjadi neutral.

Dalam laporannya, pada Senin (3/3/2025), analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi, menetapkan target harga BBRI di level Rp4.200 per saham, atau naik 25 persen dari harga terakhir. Sementara target harga BMRI dipatok Rp5.100 per saham, merefleksikan potensi kenaikan 11 persen.

Penurunan harga saham bank BUMN sebesar 17 persen secara year-to-date (YTD) lebih dalam dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 13 persen dan indeks MSCI Emerging Markets yang naik 2 persen.

Kondisi ini membuka peluang penguatan teknikal dalam waktu dekat meskipun prospek pertumbuhan masih dibayangi sentimen hati-hati.

Penurunan harga saham telah berada di bawah target fundamental, sehingga sulit mempertahankan pandangan bearish terhadap sektor ini.

Saham bank Grup Djarum BBCA tetap mendapatkan rekomendasi neutral, sedangkan Bank Jago (ARTO) direkomendasikan overweight.

Pasar Tertekan Kebijakan Tarif AS

Bursa saham Asia melemah pada Selasa (4/3/2025) mengikuti kejatuhan Wall Street, dipicu kekhawatiran tarif impor AS terhadap Meksiko dan Kanada. Indeks Nikkei 225 turun 2,24 persen, sementara Topix merosot 1,37 persen. Investor di Jepang juga bereaksi terhadap kenaikan tingkat pengangguran dan penurunan belanja modal.

Di AS, Nasdaq jatuh 2,6 persen dan S&P 500 turun 1,8 persen setelah Presiden Donald Trump menegaskan tarif 25 persen akan diberlakukan. Imbal hasil Treasury AS ikut melemah di tengah sinyal perlambatan sektor manufaktur dan inflasi yang masih tinggi. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |