Industri Besi dan Baja dinilai belum membutuhkan insentif berlebihan sekalipun tarif impor AS berpotensi menekan kinerja industri baja nasional.
Cegah Banjir Impor dari China, Asosiasi Baja RI Minta Pemerintah Perbaiki Regulasi. Foto: MNC Media.
IDXChannel - Industri Besi dan Baja dinilai belum membutuhkan insentif berlebihan sekalipun tarif impor Amerika Serikat (AS) berpotensi menekan kinerja industri baja nasional.
The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atau Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, menilai yang dibutuhkan pelaku usaha adalah perbaikan regulasi yang mampu melindungi produk baja lokal dan mencegah impor baja secara berlebihan.
"Sebenarnya, kami tidak memerlukan insentif yang berlebihan. Bahwa ini momentum yang baik untuk pemerintah dalam hal ini membuat sebuah terobosan bahwa bagaimana cara mencegah impor (baja),” ujar Director Government Relations & Business Policy Committee IISIA Fedaus saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).
Pada tempat yang sama, Chairman IISIA, M Akbar Djohan menjelaskan industri baja dalam negeri tidak terdampak langsung kebijakan proteksionisme perdagangan AS, lantaran pasar ekspor baja ke Paman Sam masih kecil.
Namun, tarif resiprokal dikhawatirkan membuat produk baja dari China dan negara lainnya membanjiri Indonesia karena pengalihan pasar dari AS.
Akbar menilai, kondisi ini membuat produk baja lokal kalah saing, sehingga berdampak pada kinerja perusahaan.