BUMA (DOID) Gunakan Dana Sukuk Rp2 Triliun untuk Perluas Usaha

5 days ago 13

Dana segar ini akan digunakan sebanyak 50 persen sebagai modal kerja dan 50 persen lainnya untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

 MNC Media)

BUMA (DOID) Gunakan Dana Sukuk Rp2 Triliun untuk Perluas Usaha (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak usaha PT BUMA International Group Tbk (DOID) menghimpun dana Rp2 triliun dari penerbitan Sukuk Ijarah I BUMA Tahun 2025. 

Dana segar ini akan digunakan sebanyak 50 persen sebagai modal kerja dan 50 persen lainnya untuk belanja modal (capital expenditure/capex).

Direktur BUMA, Silfanny Bahar menyebut, perusahaan memerlukan investasi berkelanjutan dalam peremajaan dan penambahan alat berat guna mendukung proyek-proyek yang sedang berjalan maupun ekspansi ke tambang baru.

"Sebagai mining contractor di Indonesia, 50 persen dana sukuk ini akan kami gunakan untuk menambah alat-alat baru dan menggantikan alat yang sudah waktunya diganti. Sementara itu, 50 persen lainnya akan digunakan sebagai modal kerja agar operasional perusahaan tetap berjalan efisien dan memungkinkan kami untuk mengeksplorasi peluang bisnis baru," ujar Silfanny dalam Market Review IDX Channel, Kamis (27/3/2025).

Lebih lanjut, dana dari sukuk ini akan digunakan untuk proyek-proyek baru yang menjadi underlying penerbitan sukuk tersebut, sekaligus untuk ekspansi ke tambang lain di Indonesia.

"Kami sudah memiliki proyek baru yang akan menjadi dasar dari sukuk ini. Namun, kami juga terus melihat pipeline dan peluang pertumbuhan di dalam negeri. Fokus utama kami tetap pada pertumbuhan bisnis di Indonesia," tutur Silfanny.

Di sisi lain, Direktur BUMA Internasional Grup (DOID), Iwan Fuad Salim menekankan bahwa penerbitan sukuk menjadi bagian dari strategi diversifikasi sumber pendanaan perusahaan. 

Selain memperluas basis investor, sukuk ini menawarkan biaya pendanaan yang lebih kompetitif dibandingkan sumber konvensional.

"Salah satu hal yang kami apresiasi dari penerbitan sukuk ini adalah respons positif dari investor. Dari sisi biaya, jika kita rata-ratakan tiga tenor yang ada, hasilnya lebih kompetitif dibandingkan sumber pendanaan lainnya," kata Iwan.

Menurutnya, imbal hasil sukuk yang bersaing menjadi alternatif yang menarik dibandingkan obligasi konvensional. Keberhasilan ini juga semakin mengukuhkan rekam jejak BUMA dalam menerbitkan instrumen keuangan berbasis pendapatan tetap (fixed income).

Di samping itu, diversifikasi pendanaan ini juga membantu perusahaan dalam mengelola risiko keuangan secara lebih optimal.

"Kami melihat diversifikasi sumber keuangan ini sebagai langkah strategis agar risiko tidak terpusat dalam satu instrumen saja. Dengan adanya sukuk ini, bisnis kami akan semakin kuat karena memiliki basis pendanaan yang lebih beragam," kata Iwan.

(DESI ANGRIANI)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |