BSI Bidik Transaksi Ritel UMKM di Pasar Tradisional

6 days ago 5

Jakarta -

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan fokus pada peluang transaksi ritel Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di pasar-pasar tradisional. Optimalisasi peluang transaksi UMKM akan dilakukan melalui beberapa layanan syariah BSI, seperti Agen, QRIS dan EDC.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kontribusi UMKM ekonomi Indonesia mencapai 60% untuk Produk Domestik Bruto (PDB) dengan menyerap hampir 97% total tenaga kerja di seluruh Indonesia.

BSI mencatat penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM sebesar Rp52,09 triliun hingga Februari 2025 atau meningkat 12,69% secara tahunan. Pembiayaan itu disalurkan kepada lebih dari 360 ribu nasabah. Sementara Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) BSI sebesar Rp97,45 triliun atau 34,58%, di mana angka ini melampaui target yang ditetapkan oleh regulator.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Distribution & Sales BSI Anton Sukarna mengatakan, pemberdayaan ekosistem pasar akan memperkokoh ketahanan ekonomi masyarakat dengan instrumen keuangan syariah yang dimiliki BSI. Apalagi, pasar menjadi salah satu pusat ekonomi masyarakat akar rumput.

"Saat ini BSI menyasar pasar untuk membangun ekosistem halal yang nantinya akan terhubung dari hulu hingga hilir mulai produksi hingga penjualan di pasar. Pasar menjadi salah satu pusat ekonomi daerah untuk mendorong peningkatan ekonomi. Pasar Beringharjo, Yogyakarta menjadi yang pertama sebagai wujud ekosistem pasar, mengingat Yogyakarta sebagai kota wisata dan menjadi destinasi wisata nasional," ujar Anton dalam siaran pers Kamis (10/4/2025).

Anton menjelaskan, layanan keuangan syariah perseroan melalui BSI Agen, QRIS dan EDC, akan terus ditingkatkan. Menurutnya, hal ini dapat mendorong transaksi keuangan syariah digital agar masyarakat lebih aman, cepat dan mudah dalam bertransaksi.

Dengan begitu, ia menilai inklusi keuangan syariah akan meningkat seiring dengan semakin luasnya akses layanan yang bisa digunakan seluruh segmen nasabah. Selain itu, minat dan preferensi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan dan perbankan syariah juga akan semakin meningkat.

Hingga 2024, total merchant QRIS BSI di seluruh Indonesia mencapai 448.000 dengan jumlah transaksi mencapai 42,9 juta transaksi dan nilai transaksi Rp3,5 triliun. Sedangkan merchant EDC BSI mencapai 13.000 dengan jumlah transaksi pada periode tersebut mencapai 1,3 juta transaksi. Adapun nilai atau volume transaksinya sebesar Rp551 miliar.

"Kami akan optimalkan potensi transaksi melalui BSI Agen, QRIS dan EDC untuk digitalisasi transaksi di pasar. Selain itu juga BSI terus mengedukasi investasi emas bagi pedagang dan wirausaha, serta pembiayaan untuk perputaran modal usaha sesuai segmen yakni mikro, maupun kecil dan menengah," kata Anton.

Adapun total merchant QRIS BSI di area Yogyakarta sudah sekitar 21.000. Dengan total transaksi hingga Maret Rp16,3 miliar dan jumlah transaksi lebih dari 3.500 per merchant, sedangkan total number of account (NOA) wirausaha di sana sebanyak 4.545 nasabah.

"Segmen usaha didominasi oleh pedagang besar dan eceran, wirausaha makanan dan minuman, sosial budaya dan kerajinan," imbuhnya.

Anton menambahkan, melalui pemberdayaan klaster pasar diharapkan inklusi jasa keuangan dan perbankan syariah di tataran pelaku ekonomi akar rumput semakin tumbuh dan kian kuat. Hal tersebut sejalan dengan upaya BSI menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu katalis pembangunan ekonomi nasional.

"Kita semua tahu bahwa pelaku UMKM termasuk yang masuk ekosistem pasar itu adalah tulang punggung ekonomi nasional. Oleh karena itu harus dijaga secara berkelanjutan, salah satunya melalui pemberdayaan ekonomi syariah," ujar dia.

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |