BRI Cetak Laba Bersih Rp13,8 Triliun di Kuartal I-2025

4 hours ago 2

Aset BRI Group tumbuh sebesar 5,49 persen yoy didorong penyaluran kredit dengan fokus UMKM.

 dok. BRI.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Hery Gunardi. Foto: dok. BRI.

IDXChannel - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Hery Gunardi mengungkapkan BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif hingga akhir Maret 2025, dengan laba bersih mencapai Rp13,80 triliun di Kuartal I-2025.

Angka ini turun 13,63 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp15,98 triliun.

Adapun aset BRI tercatat Rp2.098,23 triliun. Aset BRI Group tumbuh sebesar 5,49 persen yoy didorong penyaluran kredit dengan fokus UMKM.

"Pertumbuhan ini didorong penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas di mana semua segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif dengan tetap berfokus pada segmen UMKM," kata Hery dalam Press Conference Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I Tahun 2025, Rabu (30/4/2025).

Hery menyoroti perekonomian global sepanjang triwulan pertama 2025 masih diwarnai ketidakpastian, terutama akibat tensi geopolitik dan dampak lanjutan dari perang tarif yang turut menekan aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok.

BRI memperkirakan potensi dampak jangka pendek akibat kebijakan tarif baru. Namun, negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.

Dia juga menekankan bahwa ekonomi Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih banyak bergantung pada permintaan domestik atau konsumsi dalam negeri.

"Perlu dicatat bahwa ekonomi Indonesia, termasuk bisnis BRI lebih banyak bergantung pada domestic demand atau konsumsi domestik. Sehingga selain dari depresiasi mata uang yang terjadi, perang tarif diproyeksikan tidak berdampak terlalu signifikan untuk bisnisnya BRI maupun juga untuk Indonesia," kata dia.

Hery juga menyoroti fundamental ekonomi Indonesia yang resilien, tercermin dari cadangan devisa yang memadai, yang tercatat naik dari USD155,7 miliar pada akhir Desember 2024 menjadi USD157,1 miliar pada akhir Maret 2025. 

Selain itu, konsumsi domestik masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat masih tumbuh positif.

Meskipun demikian, Hery mengakui konsumsi domestik masih belum pulih sepenuhnya jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor UMKM yang sangat bergantung pada daya beli masyarakat.

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |