Biang Kerok Harga Kelapa Melambung Tinggi

3 weeks ago 17

Jakarta -

Kelapa bulat belakangan mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap biang keroknya adalah karena pelaku usaha banyak yang melakukan ekspor.

Bydi menyebut saat ini harga ekspor tengah meningkat, sehingga lebih dipilih oleh pelaku usaha. Akibatnya, pasokan di dalam negeri menipis dan harga melambung.

"Ya kan ini kan mahal kan karena di ekspor ya harga ekspornya memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri sehingga karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri," kata Budi ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, pihaknya akan mengumpulkan kembali petani, pelaku usaha atau eksportir, guna menemukan titik tengah. Karena jika terlalu murah, petani dan eksportir akan merugi, di sisi lain kebutuhan dalam negeri harus dipenuhi.

"Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan nggak mau. Jadi nanti kita cari kesepakatan yang lebih baik," ujar dia.

Di tempat berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman juga merespons terkait harga kelapa bulat di tingkat konsumen yang melonjak. Harga kelapa sempat melambung hingga Rp 25.000 per butir.

Amran menerangkan salah satu penyebab harga kelapa melambung tinggi karena adanya permintaan ekspor yang juga tinggi. Dia pun menyebut pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat tanam sehingga produksi kelapa dalam negeri meningkat.

"Kita ingin baru mau tanam lagi. Kita percepat tanam, kita rehat, dan seterusnya. Sudah diperintahkan Bapak Presiden. Kita rencana memproduksi lagi karena demand-nya meningkat," terang Amran saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).

Menurut Amran, Indonesia menjadi salah satu negara yang memproduksi kelapa bulat terbesar di dunia. Saat ini, produksi kelapa bulat dalam negeri sekitar 1,8-1,9 juta ton per tahun.

Dalam pantauan detikcom pada Jumat, (11/4) lalu, harga kelapa bulat atau parut mengalami lonjakan yang signifikan. Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan harga satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000, tergantung ukuran.

Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan harga Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya untuk kelapa ukuran kecil, harga mengalami kenaikan dua kali lipat.

"Sekarang Rp 20.000-25.000, tergantung ukurannya, kalau yang kecil ya Rp 20.000, kalau yang gede Rp 25.000. Kalau lagi normal yang gede paling Rp 15.000, yang kecil Rp 10.000," kata Usin saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (11/4/2025).

(kil/kil)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |