BI Sebut Ekonomi RI Punya Daya Tahan Tinggi, Ini Alasannya

3 hours ago 3

Jakarta -

Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi Indonesia mempunyai daya tahan yang tinggi di tengah ketidakpastian global. International Monetary Fund (IMF) sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya tumbuh berkisar 2,8%.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengakui pada tahun ini tantangan ekonomi global masih luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari perkiraan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) dan China yang melemah.

Berdasarkan perkiraan IMF, pertumbuhan ekonomi AS hanya mencapai 1,8% pada 2025. Sementara, China hanya berkisar 4% pada 2025. Untuk Indonesia diproyeksikan pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,7%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat bahwa 2025 ini tantangannya sangat luar biasa sekali sehingga kalau kita lihat di sini berbagai negara itu forecast untuk pertumbuhan ekonomi 2025, dari itu negara maju, Amerika. Kemudian negara yang juga sekarang menjadi sentral untuk perdagangan dan aktivitas ekonomi dunia yaitu China, itu mengalami akan kemerosotan perkiraan dari IMF yang sangat dalam sekali," terang Destry dalam acara Outlook Ekonomi DPR, di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (20/5/2025)

Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh Lembaga Penjamin Simpanan; Bank Rakyat Indonesia; BTN; Bank Indonesia; Otoritas Jasa Keuangan; PT. PLN (Persero); dan Telkom Indonesia, Elevating Your Future.

Lebih lanjut, menurut Destry, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dibandingkan dengan negara-negara lain. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I mencapai 4,87%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia di 4,4% dan Thailand di 3,1%.

Destry menerangkan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh hampir 5% yakni 4,89%. Hal inilah yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi sehingga mempunyai daya tahan yang tinggi.

"Dan kemudian kalau kita lihat kenapa kita punya daya tahan yang cukup tinggi, even diperkirakan oleh IMF sampai di akhir tahun 2025, karena ekonomi kita ini basisnya itu sebenarnya adalah ekonomi domestic demand driven. Jadi konsumsi masyarakat, investasi dan juga pengeluaran government itu 90% lebih kontribusinya terhadap ekonomi kita," imbuh Destry.

(acd/acd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |