Bentuk Perusahaan Patungan, TPMA-KKGI Berpotensi Raup Tambahan Laba hingga 7,6 Persen

4 weeks ago 17

JV ini akan bergerak di bidang jasa pelayaran transportasi dan logistik batu bara di wilayah Kalimantan Timur yang pada 2023 menghasilkan 210 juta ton batu bara

 MNC Media)

Bentuk Perusahaan Patungan, TPMA-KKGI Berpotensi Raup Tambahan Laba hingga 7,6 Persen (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) dan PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV) bernama PT Trans Bahtera Pioneer (TBP). 

Nantinya, JV ini akan bergerak di bidang jasa pelayaran transportasi dan logistik batu bara di wilayah Kalimantan Timur yang pada 2023 menghasilkan 210 juta ton batu bara, setara dengan 30 persen produksi nasional. 

Salah satu klien TBP nantinya adalah PT Insani Bara Perkasa, yang merupakan salah satu anak usaha KKGI dengan produksi sebesar 5,3 juta ton pada 2023.

Dalam rencana pengembangannya, TBP akan melakukan investasi sebesar Rp200 miliar untuk pembelian enam set tugboat dan barge bekas maupun baru pada semester pertama 2025. 

“Berdasarkan estimasi yang kami nilai konservatif dan keterangan dari manajemen, TBP berpotensi memberikan tambahan laba bersih sebesar USD2,5 juta ketika telah merampungkan seluruh armada sebanyak 20 set, atau setara dengan 7,6 persen estimasi laba bersih TPMA full year 2025 kami di level USD32,4 juta,” tulis Stockbit Sekuritas dalam risetnya, dikutip Minggu (22/12/2024).

Dengan enam set kapal pada tahun pertama, TBP berpotensi menghasilkan laba bersih sebesar USD461 ribu, setara 1,4 persen dari estimasi laba bersih TPMA tahun buku 2025.

Adapun proyeksi tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi antara lain, penambahan enam kapal secara bertahap yakni terdiri dari dua kapal pada kuartal I tahun 2025 dan empat kapal pada periode kuartal II hingga kuartal IV tahun depan. 

“Pendapatan TBP kami perkirakan akan lebih rendah dibandingkan PT Trans Ocean Permata (TOP) pada 2025, yang disebabkan ekspektasi delivery armada yang lebih cepat untuk TOP karena telah lebih dulu dibentuk,” lanjut riset tersebut.

Kemudian asumsi pendapatan per set sebesar Rp1,1 miliar  per bulan untuk kapal tunda dan tongkang, setara TLP yang memiliki pendapatan per set terendah dibandingkan TPM dan BEST, serta asumsi margin laba bersih sebesar 30 persen, setara dengan TOP.

Sebagai informasi, kepemilikan JV antara TPMA dan KKGI terdiri dari 50 persen KKGI dan 50 persen TPMA dengan modal awal sebesar Rp51,5 miliar, sehingga masing-masing emiten akan menyetor sebesar Rp25,75 miliar. Pelaporan kontribusi JV ini pada laporan keuangan kedua emiten akan menggunakan metode ekuitas.

Sebelumnya, TPMA juga telah berekspansi melalui beberapa JV. Pada 2021, TPMA membentuk JV bernama PT Trans Logistik Perkasa (TLP) bersama T&J Industrial Holding Limited (TJI), yang merupakan entitas usaha Tsingshan Holding Group, dan Pacific Pelayaran Indonesia. Selain itu, pada awal September 2024, TPMA juga mendirikan Trans Ocean Permata (TOP) yang merupakan perusahaan patungan dengan PT Samudra Investama Maju.

(DESI ANGRIANI)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |