Market share perbankan syariah pada tahun 2024 adalah sebesar 7,72 persen naik dari tahun sebelumnya sebesar 7,44 persen
Begini Proyeksi OJK soal Kinerja Perbankan Syariah di 2025 (FOTO:MNC Media)
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi pertumbuhan perbankan syariah pada 2025 masih positif baik dari sisi peningkatan aset, penghimpunan dana maupun penyaluran pembiayaan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan, hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih akan cukup baik, sehingga mendorong demand pembiayaan.
Diketahui, market share perbankan syariah pada tahun 2024 adalah sebesar 7,72 persen naik dari tahun sebelumnya sebesar 7,44 persen, terutama didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang tumbuh sebesar 10,09 persen jauh di atas pertumbuhan industri sebesar 4,49 persen. "Sedangkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,92 persen selaras dengan pertumbuhan industri sebesar 10,30 persen," kata Dian di Jakarta Kamis (27/3/2025).
Di sisi lain, pengembangan produk perbankan syariah dalam mendukung pertumbuhan kinerja perbankan syariah juga didukung oleh Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) yang memberikan ruang inovasi pengembangan produk perbankan syariah menuju paradigma shariah-based products.
Hal ini sejalan dengan visi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027 untuk mengembangkan perbankan syariah yang sehat, efisien, berintegritas dan berdaya saing.
Selain itu, lanjut dia, diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional untuk mencapai kemaslahatan masyarakat.
Adapun fokus pengembangan perbankan syariah di 2025 adalah penyusunan pedoman produk dan pengembangan produk unik perbankan syariah dalam rangka penguatan karakteristik perbankan syariah.
"OJK proyeksi penurunan suku bunga domestik di tahun ini juga diharapkan dapat berdampak positif pada penurunan biaya dana namun tetap cukup menarik bagi nasabah penyimpan (deposan) untuk menempatkan dananya di perbankan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan DPK," katanya.
Menurut Dian, penghimpunan dana yang positif akan mendukung ketersediaan likuiditas dan menjadi sumber dana utama dalam melaksanakan penyaluran pembiayaan perbankan.
Namun demikian, lanjut Dian, perbankan syariah juga perlu mewaspadai risiko yang timbul akibat ketidakpastian global seperti melambatnya penurunan suku bunga global seiring kecenderungan meningkatnya laju inflasi, meningkatnya volatilitas pasar keuangan dan fluktuasi perdagangan global dan harga komoditas yang disebabkan “Trump Effect", serta ketegangan geopolitik yang masih berlanjut.
(kunthi fahmar sandy)