Sejumlah saham big cap, mulai dari perbankan hingga tambang, menjadi incaran investor asing sepanjang pekan ini, seiring dengan menguatnya bursa domestik.
Asing Borong Bank Besar dan Saham Konglo yang Tengah Jadi Sorotan. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Sejumlah saham big cap, mulai dari sektor perbankan hingga tambang, menjadi incaran investor asing sepanjang pekan ini, seiring dengan menguatnya bursa domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan 3 persen dalam sepekan terakhir, ditopang oleh reli penguatan selama beberapa hari berturut-turut.
Selama periode tersebut, investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp300 miliar di pasar reguler, sebagai upaya untuk membalik tren jual bersih (net sell) yang terjadi dalam beberapa pekan sebelumnya.
Saham-saham unggulan menjadi target utama. Di antaranya adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta milik Grup Djarum, yang mencatatkan net buy tertinggi sebesar Rp704,83 miliar. Saham BBCA naik 4,36 persen dalam periode yang sama.
Kemudian, saham emiten tambang milik negara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga diborong asing dengan net buy Rp616,56 miliar. Saham ANTM melonjak 7,01 persen dalam sepekan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), bank BUMN lainnya, turut mencatatkan aksi beli asing sebesar Rp142,27 miliar, dengan kenaikan harga saham sebesar 3,74 persen.
Di bawah BBRI, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatatkan net buy Rp111,76 miliar, seiring kenaikan harga saham sebesar 3,08 persen dalam sepekan.
Tak hanya saham perbankan dan BUMN, investor asing juga memburu saham emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Tercatat net buy asing sebesar Rp90,91 miliar di saham ini, yang ikut melejit 10,90 persen dalam sepekan.
TPIA kian agresif berekspansi. Menurut catatan Ciptadana (4 Februari 2025), lewat entitas patungan Aster Chemicals & Energy bersama Glencore Plc, TPIA mengamankan pinjaman sindikasi senilai USD1 miliar yang diatur oleh DBS Bank dan OCBC, dengan tenor rata-rata 6,3 tahun. Dana ini akan digunakan untuk mengembangkan investasi pasca akuisisi Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).
Langkah strategis ini diperkirakan mendongkrak kinerja signifikan. Aster Chemicals & Energy diproyeksi menyumbang pendapatan hingga USD8 miliar per tahun, berpotensi meningkatkan pendapatan TPIA hingga lima kali lipat pada 2026 dibanding 2024.
Tak hanya itu, TPIA juga tengah menyiapkan IPO anak usaha infrastrukturnya yang sangat diantisipasi pelaku pasar, PT Chandra Daya Investasi (CDI), guna memperkuat permodalan dan efisiensi operasional. Status Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI) yang disematkan pada pabrik petrokimia di Ciwandan, Banten, juga makin memperkokoh posisi TPIA dalam rantai pasok industri nasional.
Selain itu, akuisisi kilang baru akan menjadi sumber bahan baku strategis, mengurangi ketergantungan impor, dan menopang arus kas untuk membayar utang serta mendorong ekspansi berkelanjutan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.