Satuan tugas (satgas) yang dibentuk Pemerintah AS membatalkan hibah dan kontrak senilai USD400 juta (sekitar Rp6,5 triliun) untuk Universitas Columbia.
Penampakan lingkungan kampus Universitas Columbia di New York, AS, pada malam hari (ilustrasi). (Foto: columbia.edu)
IDXChannel – Satuan tugas (satgas) yang dibentuk Pemerintah AS membatalkan hibah dan kontrak senilai USD400 juta (sekitar Rp6,5 triliun) untuk Universitas Columbia. Alasannya, kampus itu tak mampu melindungi para mahasiswa Yahudi dari perlakuan "anti-Semit".
Pada Jumat (7/3/2025), Departemen Pendidikan AS mengumumkan bahwa akan ada lebih banyak pemotongan dana untuk kampus yang beralamat di New York itu. Tahun lalu, Universitas Columbia menjadi salah satu lokasi aksi bela Palestina yang menuai sorotan dunia. Para mahasiswa setempat mendirikan tenda di halaman kampus itu selama berhari-hari demi memprotes tindakan brutal Israel di Gaza dan Tepi Barat.
"(Satgas) mengumumkan pembatalan dalam waktu dekat sekitar USD400 juta dalam bentuk hibah dan kontrak federal untuk Universitas Columbia karena perguruan tinggi itu tidak bertindak apa-apa dalam menghadapi pelecehan terus-menerus terhadap mahasiswa Yahudi," kata Departemen Pendidikan AS di situs resminya.
Menurut pernyataan itu, pembatalan pendanaan tersebut baru merupakan tahap pertama. Pembatalan hibah-hibah lainnya diperkirakan menyusul setelah ini.
Satgas gabungan yang dibentuk Pemerintah Federal AS itu terdiri atas Departemen Kehakiman, Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dan Administrasi Layanan Umum. Mereka mengaku telah melakukan peninjauan terhadap rencana hibah yang ada.
Sebagai kesimpulan, mereka menyebut para mahasiswa Yahudi di Universitaa Columbia menghadapi kekerasan, intimidasi, dan pelecehan anti-Semit yang tiada henti di kampus mereka sejak 7 Oktober 2023, ketika perang antara Israel dan para pejuang Palestina meletus di Gaza. Pemerintah AS pun menuduh pihak kampus telah mengabaikan kasus itu.