Harga emas melambung tinggi beberapa waktu belakangan ini. Lantas, apakah emas bisa menyebabkan inflasi? Banyak orang yang penasaran mengenai hal ini.
Apakah Emas Bisa Menyebabkan Inflasi? Begini Penjelasannya. (Foto: iNews Media Group)
IDXChannel – Harga emas melambung tinggi beberapa waktu belakangan ini. Lantas, apakah emas bisa menyebabkan inflasi? Banyak orang yang penasaran mengenai hal ini.
Inflasi merupakan sebuah fenomena ekonomi yang terjadi ketika harga barang dan jasa meningkat dalam jangka waktu tertentu. Banyak faktor dapat menyebabkan inflasi, seperti peningkatan permintaan, gangguan pasokan, atau kebijakan moneter. Namun, apakah emas bisa menjadi penyebab inflasi? Untuk menjawab pertanyaan ini, berikut IDXChannel menyajikan pembahasannya sebagai berikut.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, emas disebut sebagai salah satu penyebab inflasi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, terutama emas perhiasan. Lonjakan harga emas perhiasan menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya inflasi pada April 2025. BPS mencatat bahwa inflasi April 2025 mencapai 1,17 persen dan emas perhiasan memberikan kontribusi sebesar 0,16 persen.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, emas perhiasan mengalami inflasi cukup tajam, yaitu sebesar 10,52 persen. Angka ini sekaligus menunjukan bahwa emas menjadi komoditas dengan inflasi tertinggi selama dua puluh bulan berturut-turut. Tak hanya itu, peningkatan harga emas global juga disebut sebagai pemicu utama lonjakan harga emas perhiasan di dalam negeri.
Apalagi, menurut Pudji dalam konferensi pers yang digelar di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025), inflasi emas perhiasan pada April 2025 adalah yang tertinggi sejak September 2020 lalu. Sebagai informasi, pada Agustus 2020, inflasi emas sempat menyentuh angka 10,75 persen.
Dalam klasifikasi pengeluaran, emas perhiasan masuk dalam kategori perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok ini menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua pada April dengan tingkat inflasi 2,46 persen dan andil sebesar 0,16 persen terhadap inflasi nasional.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), BPS mencatat inflasi nasional berada pada level 1,95 persen. Sedangkan jika dilihat berdasarkan tahun kalender (year-to-date/ytd) sejak Januari hingga April 2025, inflasi tercatat sebesar 1,56 persen.
Berdasarkan laporan BPS, inflasi ini juga terjadi di seluruh provinsi di Indonesia, di mana sebanyak 38 provinsi mengalami inflasi secara tahunan. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Pegunungan yang mencapai 5,96 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Papua Barat sebesar 0,15 persen.
Dari penjelasan BPS tersebut, tampak bahwa gejolak harga emas global tidak hanya berdampak pada pasar keuangan, tetapi juga terasa langsung dalam dinamika harga barang konsumsi masyarakat, khususnya emas perhiasan. Dengan demikian, emas memang menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi.