7 Tradisi Natal Paling Menarik di Indonesia, Ada di Papua sampai Sumatera Utara

1 month ago 18

Masyarakat Indonesia memiliki cara yang unik, berdasarkan tradisi dan budayanya masing-masing, untuk merayakan hari besar keagamaan.

 Freepik)

7 Tradisi Natal Paling Menarik di Indonesia, Ada di Papua sampai Sumatera Utara. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Banyak tradisi Natal yang menarik di Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki cara yang unik, berdasarkan tradisi dan budayanya masing-masing, untuk merayakan hari besar keagamaan, termasuk saat Natal. 

Perayaan Natal identik dengan dekorasi bernuansa Natal. Mulai dari pohon Natal yang dihias, dekorasi dengan figur Santa Claus dan tumpukan hadiah, dan sebagainya. 

Namun beberapa umat Kristen di berbagai daerah di Indonesia, merayakan Natal dengan keunikannya sendiri. Melansir Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (20/12), berikut ini adalah beberapa tradisi natal paling menarik di Indonesia. 

7 Tradisi Natal Paling Menarik di Indonesia 

1. Bakar Batu (Papua) 

Tradisi natal bakar batu dilakukan umat Kristen di Papua, tradisi ini merupakan kegiatan memasak bersama dengan batu-batu yang dibakar. Bebatuan itu diletakkan di sebuah lubang yang dilapisi daun pisang dan ilalang. 

Setelah itu, daging babi dimasukkan ke dalam lubang, lalu dilapisi lagi dengan daun pisang dan batu-batuan panas di atasnya. Setelahnya, susunan bebatuan itu diisi lagi dengan sayuran dan umbi-umbian. Lalu ditutup lagi dengan ilalang, daun pisang, dan bebatuan. 

Tradisi ini dilakukan usai misa dan biasanya membutuhkan waktu sekitar setengah hari. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. 

2. Meriam Bambu (NTT) 

Umat Kristen di Flores, NTT, juga memiliki tradisi saat merayakan Natal. Yakni pesta meriam bambu yang meriah. Meriam bambu sudah dimainkan oleh masyarakat setempat sejak tahun 80-an. 

Suara menggelegar dari meriam bambu menjadi suara yang ditunggu-tunggu menjelang Natal. Selain membuat gembira, bunyi meriam bambu juga diartikan sebagai sambutan terhadap kelahiran Yesus Kristus.

3. Kunci Taon (Sulawesi Utara) 

Tradisi ini dilakukan sekaligus untuk merayakan akhir tahun. Kunci Taon adalah tradisi berupa rangkaian kegiatan saat Natal dan menjelang tahun baru. Tradisi ini dapat dijumpai di Kota Manado. 

Umat Kristen Manado akan mengawali Kunci Taon di awal minggu bulan Desember dan berakhir pada awal Januari, yakni dengan serangkaian ibadah di gereja, lalu ziarah ke makam kerabat. 

Biasanya mereka akan meletakkan lampu hias di atas makam kerabatnya, lalu ditutup dengan kegiatan pawai keliling kampung sembari memakai kostum-kostum yang menarik. 

4. Ngejot & Penjor (Bali) 

Penghuni mayoritas di Pulau Bali memang umat Hindu, namun Bali juga memiliki umat agama lain. Umat Kristen di Bali merayakan Natal dengan tradisi ngejot dan penjor. Ngejot adalah tradisi di mana warga saling membagikan makanan. 

Sementara tradisi penjor adalah bambu-bambu tinggi melengkung yang umumnya dipasang saat hari raya Galungan, namun bambu-bambu ini juga dipasang saat Natal sebagai bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan. Kedua tradisi ini masih identik dengan yang dilakukan umat Hindu Bali. 

5. Wayang Wahyu (Jawa) 

Rupanya ada pula pertunjukan wayang yang mengisahkan kisah-kisah di Alkitab. Tradisi wayang wahyu dilakukan oleh umat Kristen di Jawa. Pertunjukan ini sering digelar menjelang perayaan Natal di gereja-gereja tertentu. 

Tradisi wayang wahyu adalah simbol inkulturasi budaya yang terbentuk di Indonesia. Pertama kali muncul pada 1960-an, pementasan wayang ini digunakan sebagai pengingat untuk umat Katolik untuk menjaga keharmonisan antar sesama. 

6. Rabo-Rabo (Jakarta) 

Sebagian umat Kristen di Jakarta juga memiliki tradisi perayaan Natal yang menarik. Tradisi rabo-rabo namanya, tradisi ini dapat ditemui di Kampung Tugu, Cilincing. Kampung ini dulu pernah disinggahi oleh sekelompok umat Kristen dari Portugis. 

Sehingga tradisi rabo-rabo terbentuk dari sana. Rabo-rabo dilakukan jelang Natal dengan berkeliling kampung, mengungjungi rumah-rumah sambil menyanyikan lagu keroncong. Rombongan akan memulai rabo-rabo dengan mengunjungi gereja untuk beribadah. 

Setelah itu barulah rombongan berkeliling mengunjungi rumah warga sekitar, lalu salah satu anggota keluarga yang dikunjungi itu harus ikut dalam rombongan layaknya ekor memanjang. Tradisi ini ditutup dengan pesta makan di rumah terakhir yang disinggahi. 

7. Marbinda/Marhobas (Sumatera Utara) 

Tradisi marbinda dan marhobas dilakukan oleh umat Kristen masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan, sedangkan marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelihan. 

Tujuan tradisi ini adalah untuk mempererat kebersamaan masyarakat sekitar, membangun gotong royong, dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Hewan yang disembelih biasanya sapi, kerbau, atau babi. 

Hewan sembelihan itu didapat dari hasil tabungan warga yang dikumpulkan berbulan-bulan sebelum Natal. Hasilnya lalu dimasak kemudian dibagikan ke warga. 

Itulah beberapa tradisi Natal paling menarik di Indonesia. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |