Perusahaan-perusahaan ini telah berdiri belasan hingga puluhan tahun, melampui naik turun perubahan dan perkembangan perekonomian Indonesia.
5 Perusahaan Keluarga yang Masih Bertahan di BEI, Intip Perjalanan Bisnisnya. (Foto: Gudang Garan)
IDXChannel—Ada sejumlah perusahaan keluarga yang masih bertahan di BEI. Beberapa perusaan besar di Indonesia adalah bisnis yang dibangun dan dikelola satu keluarga dari generasi ke generasi.
Perusahaan-perusahaan ini telah berdiri belasan hingga puluhan tahun, melampui naik turun perubahan dan perkembangan perekonomian di Indonesia. Bahkan ada yang telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Berikut ini adalah beberapa perusahaan keluarga yang masih bertahan di BEI.
1. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan swasta tertua di Indonesia. Perjalanan konglomerasi tembakau ini diawali dengan usaha kecil-kecilan yang dirintis oleh Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Fujian yang datang ke Hindia Belanda pada 1900-an.
Liem Seeng Tee dan istrinya merintis usaha rokok kecil-kecilan di warung di Ngaglik, Surabaya, pada 1912. Liem menjajakan rokok ini dengan sepeda. Pada 1913 Liem mulai memproduksi rokok linting tangan secara komersial dengan merek Dji Sam Soe.
Setelah warungnya terbakar, usaha rokok Liem Seeng Tee sempat terhenti. Namun dia melanjutkan bisnis itu dengan membeli pabrik yang hampir bangkrut dan meracik resep rokok yang enak selama lima tahun.
Seiring perkembangan usaha rokoknya, Liem meresmikan usahanya menjadi NVBM Handel Maatschappij Sampoerna pada 1930. Nama Sampoerna dipilih dengan harapan agar produk buatannya menjadi yang terbaik di pasaran.
Dua tahun setelahnya kegiatan produksi Sampoerna dipindahkan ke Jembatan Merah, Surabaya, di atas lahan seluas 1,5 hektare dan merupakan bangunan eks pantai asuhan yang dibeli Liem dari seorang Belanda.
Pada masa ini pertumbuhan bisnis Sampoerna kian pesat. Namun pada 1942 pasukan Jepang tiba di Surabaya dan menghancurkan bisnis yang dirintis Liem. Dia ditangkap dan dikirim kerja paksa di Jawa Barat, sementara pabriknya dikuasai oleh Jepang.
Setelah proklamasi kemerdekaan, Liem kembali ke Surabaya dan merintis lagi bisnis Sampoerna dari nol, bermodalkan merek Dji Sam Soe. Bisnis rokoknya pulih pada 1949, tapi lagi-lagi beberapa tahun kemudian Sampoerna nyaris bubar, kali ini karena konflik internal antara karyawan.
Sepeninggal Liem Seeng Tee, bisnis Sampoerna diteruskan oleh putranya, yakni Aga Sampoerna, yang kemudian diteruskan lagi oleh anaknya Putra Sampoerna. Perusahaan ini mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 1990.
2. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
PT Ciputra Development Tbk adalah perusahaan pengembang dan properti yang didirikan oleh mendiang Ir. Ciputra. Bisnis ini didirikan Ciputra setelah dia sukses dan lama bekerja di Pembangunan Jaya (Jaya Group), sebuah perusahaan daerah milik pemda Jakarta.
Sebelum mendirikan konglomerasinya sendiri, Ciputra terlibat dalam beragam proyek pembangunan prestisius. Antara lain pembangunan Taman Impian Jaya Ancol, Metropolitan Group (perumahan/kawasan Pondok Indah), dan pembangunan kota mandiri BSD.
Dia mendirikan perusahaannya sendiri, PT Ciputra Development Tbk, pada 1981. Lewat perusahaannya sendiri, Ciputra membangun banyak kompleks perumahan, apartemen, pusat perbelanjaan, kawasan superblok, hingga universitas.
Ciputra meninggal dunia pada 2019, kini bisnis ini dikelola oleh anak-anaknya (generasi kedua). Rina Ciputra, Candra Ciputra, Junika Ciputra, dan Cakra Ciputra tercatat dalam jajaran direksi di laman resmi perseroan.