4 Cara Meminimalisir Kerugian Investasi Saham, Tips Antisipasi Penurunan Harga

12 hours ago 4

Floating loss memang tidak terhindarkan, tetapi ada cara untuk menekan agar kerugian itu tidak semakin mendalam.

 MNC Media)

4 Cara Meminimalisir Kerugian Investasi Saham, Tips Antisipasi Penurunan Harga. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Bagaimana cara menghindari kerugian investasi saham? Penurunan harga dan kerugian adalah hal yang lumrah dan mutlak terjadi pada setiap investor, capital loss adalah salah satu risiko berinvestasi saham. 

Dalam kondisi pasar yang tengah menurun dan harga saham rata-rata menurun, floating loss memang tidak terhindarkan, tetapi ada cara untuk menekan agar kerugian itu tidak semakin mendalam. 

Pada dasarnya, kerugian saat berinvestasi bersifat mengambang (floating). Investor baru benar-benar merugi ketika menjual sahamnya dan menerima nilai investasi yang menurun dari modal awalnya. 

Ketika harga saham merosot dan kondisi pasar menurun, biasanya investor akan mendiamkan sahamnya dengan sengaja. Tidak menjual ataupun tidak membeli lagi untuk averaging down, melainkan mendiamkannya begitu saja sampai harganya rebound. 

Ada juga investor yang ‘nyangkut’, yang terpaksa mendiamkan sahamnya karena tidak bisa menjual, karena terjebak dalam situasi serba salah. Jika dijual, harganya murah dan dia merugi. Namun ketika didiamkan, saham tidak menunjukkan tanda-tanda rebound. 

Ada juga investor yang langsung panik begitu portofolionya memerah dan menghasilkan rata-rata rugi. Padahal selama investor berinvestasi pada saham-saham berkinerja baik, saham tersebut masih berpotensi untuk rebound. 

Kepanikan ini umum terjadi pada investor pemula yang belum terlatih melihat siklus pasar dan naik turun IHSG. Melansir Motion Trade dan sumber lainnya (3/3), berikut ini adalah cara meminimalisir kerugian investasi saham. 

4 Cara Meminimalisir Kerugian Investasi Saham, Tips Kelola Portofolio 

1. Diversifikasi Portofolio 

Diversifikasi adalah membagi alokasi investasi pada aset-aset yang berbeda. Misalnya dalam satu portofolio saham, terdapat beberapa saham dari sektor yang berbeda. Tujuannya untuk mengantisipasi risiko, karena saham dalam sektor yang sama cenderung menunjukkan pergerakan harga yang relatif sama. 

Biasanya agar pondasi kuat, investor membeli saham-saham berkapitalisasi pasar tinggi. Baru setelahnya membeli saham-saham lapis dua atau saham-saham berdividen tinggi. Selain diversifikasi portofolio saham, investor juga dapat melakukan diversifikasi portofolio aset investasi secara keseluruhan. 

Yakni dengan membagi-bagi porsi antara investasi saham, logam mulia, SBN, atau deposito. Tujuannya lagi-lagi untuk mengantisipasi kerugian dari investasi saham. SBN, deposito, dan logam mulia adalah instrumen investasi minim risiko. 

2. Terapkan Batas Stop Loss 

Seorang investor tidak hanya harus tahu kapan membeli, mereka juga harus tahu kapan mesti stop loss. Atau menjual semua kepemilikan saham untuk menghentikan kerugian agar tak semakin dalam. 

Seringkali investor masih dikuasi emosi, sehingga dia bersikeras untuk bertahan di saat harga terus merosot tajam karena yakin suatu saat sahamnya akan naik kembali. Keyakinan itu sebenarnya sah-sah saja asalkan sesuai dengan jenis saham yang dibelinya. 

Jika saham yang dibelinya adalah saham-saham blue chip dan profil risikonya agresif, maka tak masalah mendiamkan saham tersebut untuk rebound kapan-kapan. Kunci penentu stop loss harus disesuaikan dengan profil risiko Anda sendiri. 

Hitunglah berapa persen kerugian yang sanggup Anda tanggung. Misalnya, jika Anda hanya sanggup merugi 10-15 persen, maka jual-lah saham Anda ketika penurunan harga saham sudah mencapai kisaran angka itu. 

3. Perhatikan Fundamental dan Tekninal 

Pelajari baik-baik fundamental saham yang Anda beli. Dengan demikian Anda yakin seberapa layak bisnis emiten untuk dibeli sahamnya. Pemahaman tentang fundamental saham berguna untuk mencegah value trap. 

Sementara analisa tekninal berguna untuk memberi gambaran pergerakan harga jangka pendek dan kondisi pasar dalam kurun waktu tertentu. Ini dapat digunakan untuk memprediksikan pergerakan harga saham secara umum. 

Sebaiknya jangan langsung membeli saham lagi demi averaging down, karena saham yang tengah menurun bisa saja akan terus melanjutkan tren penurunan. Selain itu, investor juga patut mengingat kembali apa tujuannya berinvestasi. 

Jika tujuannya jangka panjang, maka penurunan harga sementara mestinya tidak perlu membuatnya panik. 

4. Money Management yang Baik 

Selain mengelola portofolio, investor juga harus mempraktikkan money management yang baik. Supaya ketika portofolionya memerah, investor tidak kelimpungan dan tetap memiliki kas sebagai pegangan. 

Money management juga harus diterapkan saat membeli saham. Seringkali investor pemula dianjurkan untuk tidak membeli saham sekaligus banyak, tetapi dengan membeli sedikit-sedikit dan membeli tidak terlalu banyak. 

Tujuannya untuk menjaga ekspektasi dan mendistribusikan risiko dalam portofolio. Jika investor memiliki satu saham yang jumlahnya sangat banyak, maka saat harganya turun dia harus siap dengan penurunan rata-rata portofolionya. 

Itulah cara meminimalisir kerugian investasi saham. 


(Nadya Kurnia)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |