Di tengah euforia reli harga emas global dan laporan kinerja yang cemerlang, investor asing tampak agresif mengakumulasi saham ANTM.
Transaksi Saham ANTM Tembus Rp1 Triliun, Simak Prospek Jangka Pendek. (Foto: Aneka Tambang)
IDXChannel - Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali mencuri perhatian pasar. Di tengah euforia reli harga emas global dan laporan kinerja yang cemerlang, investor asing tampak agresif mengakumulasi saham emiten tambang pelat merah ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ANTM melesat 8,27 persen secara harian ke level Rp2.750 per unit hingga penutupan sesi I, Rabu (7/5/2025).
Dengan ini, saham emiten yang berada di bawah naungan BUMN holding industri pertambangan Indonesia Mining Industry Indonesia (MIND ID) tersebut membukukan kenaikan mingguan 26,73 persen dan dalam sebulam melambung 96,43 persen.
Antusiasme investor terhadap saham ANTM mencuat tajam. Pada perdagangan Rabu (7/5), nilai transaksinya menembus Rp1,20 triliun—melampaui jauh dua saham perbankan papan atas: BBCA yang mencatat Rp307,74 miliar dan BMRI sebesar Rp294,68 miliar.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, kinerja keuangan ANTM pada kuartal I-2025 yang mencetak laba terbesar dalam lima tahun terakhir menunjukkan tingginya animo di pasar domestik terhadap produk emas.
"Sebagai perusahaan yang mendistribusikan dan menjual emas, capaian ini mengindikasikan permintaan yang kuat di dalam negeri," ujar Michael, Rabu (7/5).
Ia menilai, pergerakan saham ANTM saat ini masih berada dalam kisaran yang wajar, mengingat pemulihan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berlangsung setelah mengalami aksi jual besar-besaran di tengah isu perang dagang beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saham-saham yang mencetak laba akan menjadi sasaran utama arus masuk dana besar, terutama saham berkapitalisasi besar (big caps) yang menjadi proksi investor asing.
"Inflow asing ke ANTM selama tahun berjalan (year to date) sudah menembus angka Rp2,5 triliun," kata Michael.
Secara teknikal, Michael juga mencermati bahwa ANTM telah berhasil menembus pola konsolidasi besar berbentuk rounded di grafik mingguan. "Dengan target di level 3.000, sementara support terbaru di angka 2.350," ujarnya.
Rapor Solid
Diwartakan sebelumnya, ANTM mencetak laba bersih sebesar Rp2,32 triliun pada kuartal I-2025.
Capaian ini melonjak 1.003 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp210,59 miliar.
Praktis, laba bersih per saham dasar ANTM juga melesat 794 persen menjadi Rp88,69 per saham dari periode sebelumnya Rp9,92 per saham.
"Kami terus mengedepankan strategi pemasaran yang inovatif, pengendalian biaya yang cermat, serta menjaga struktur biaya (cash cost) agar tetap kompetitif," ujar Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (30/4/2025).
Sejalan dengan pertumbuhan laba, pendapatan ANTM tercatat sebesar Rp26,15 triliun pada kuartal I-2025, meningkat 203 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,62 triliun.
Penjualan domestik berkontribusi sebesar Rp24,83 triliun atau setara 95 persen dari total pendapatan, seiring dengan strategi perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan pada produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit.
Segmen emas menjadi penopang utama kinerja ANTM dengan pertumbuhan penjualan signifikan sebesar 182 persen, mencapai Rp21,61 triliun. Sementara itu, segmen nikel—yang mencakup produk feronikel dan bijih nikel—memberikan kontribusi sekitar 14 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp3,77 triliun.
"Pertumbuhan penjualan emas pada tiga bulan pertama 2025 didorong oleh kondisi geoekonomi dan geopolitik global yang mengakibatkan tingginya permintaan terhadap emas sebagai set safe haven," tutur Nicolas.
Antam juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA 518 persen menjadi Rp3,26 triliun, dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp527,61 miliar.
Total aset Antam naik 17 persen dari Rp41,21 triliun menjadi Rp48,30 triliun. Nilai ekuitas juga meningkat menjadi Rp34,62 triliun, atau tumbuh 10 persen dari sebelumnya Rp31,43 triliun. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.