Sumatera Dilanda Bencana, Mampukah Ekonomi Tumbuh Sesuai Target Pemerintah?

3 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), mendapatkan perhatian serius dari para ekonom. Bencana tersebut dinilai berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2025.

“Kontribusi Sumatera yang sedang mengalami bencana terhadap perekonomian nasional sekitar 25 persen. Jika pertumbuhan Sumatera turun di kuartal IV karena bencana pasti kontribusinya terhadap pertumbuhan nasional juga turun secara signifikan. Apalagi Sumut, Aceh, dan Sumbar daerah dengan perekonomian yang besar di Pulau Sumatera,” kata Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Syarkawi Rauf dalam keterangannya, saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (6/12/2025).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III 2025 pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 5,04 persen. Pulau Jawa menjadi penyumbang terbesar, yakni 56,68 persen. Disusul Pulau Sumatera dengan kontribusi 22,42 persen. Adapun Pulau Kalimantan menyumbang 8,02 persen, Sulawesi 7,36 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,83 persen, serta Maluku dan Papua 2,69 persen.

Syarkawi menjelaskan andil kontribusi Sumatera terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III 2025 secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai sekitar 1,225 persen, dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera sebesar 4,9 persen. Dari angka tersebut, Aceh berkontribusi 0,25 persen, Sumut 1,06 persen, dan Sumbar 0,25 persen. Untuk mencapai pertumbuhan nasional yang lebih tinggi pada kuartal IV 2025, Sumatera idealnya tumbuh di atas 4,9 persen.

“Dalam situasi bencana alam seperti sekarang hampir mustahil untuk tumbuh lebih tinggi,” ujar Syarkawi.

Karena itu, ia menilai perekonomian Pulau Jawa yang menyumbang lebih dari 56 persen terhadap perekonomian nasional perlu dipacu lebih kuat. Sebab, kontribusi Pulau Sulawesi dan Kalimantan terhadap nasional relatif kecil sehingga sulit menjadi pengungkit pada saat terjadi tekanan ekonomi.

Syarkawi juga mengkalkulasi kontribusi Aceh, Sumut, dan Sumbar terhadap perekonomian nasional per kuartal sepanjang 2025 secara yoy. Mengolah data BPS, kontribusi ketiga daerah tersebut pada kuartal I hingga III berada pada kisaran 0,323—0,348 persen dalam pertumbuhan 4,87—5,12 persen. Pada kuartal III 2025, dengan pertumbuhan nasional 5,04 persen, kontribusi ketiganya tercatat sekitar 0,323 persen.

“Sehingga penurunan 30 persen saja perekonomian ketiga daerah tersebut akibat banjir di kuartal IV 2025 menurunkan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 0,1 persen,” ungkapnya.

Ia menambahkan perhitungan tersebut belum memasukkan spillover effect antardaerah, mengingat Sumut berperan sebagai regional hub dengan hubungan dagang kuat di Sumatera.

“Tentu asumsinya ceteris paribus. Jika banjir membuat kapasitas ketiga perekonomian di atas, Aceh, Sumut dan Sumbar berkurang 50 persen, maka efeknya terhadap pertumbuhan nasional bisa mencapai 0,2 persen pada kuartal IV 2025,” terangnya.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 berada pada level 5,2 persen sesuai asumsi APBN. Pertumbuhan pada kuartal I tercatat 4,87 persen, kuartal II 5,12 persen, dan kuartal III 5,04 persen. Pemerintah mengejar capaian 5,4—5,6 persen untuk kuartal IV 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyatakan optimistis target tersebut dapat tercapai meskipun Sumatera sedang dilanda bencana. Pemerintah telah menyiapkan ragam stimulus dan program untuk mendorong konsumsi masyarakat sebagai pengungkit ekonomi.

Airlangga juga menyebut bakal mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi di luar tiga daerah yang terdampak bencana. “Kita tetap memacu di angka 5,4 persen sampai 5,6 persen,” tegasnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

sumber : Antara

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |