Simak Contoh 15 Kultum Ramadhan Singkat 2 Menit

21 hours ago 3

KULTUM Ramadhan singkat 2 menit layak disimak. Ketika melaksanakan berpuasa, kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus. Hal tersebut mengajarkan kita untuk peduli kepada mereka yang kurang beruntung. Rasulullah SAW merupakan orang yang paling dermawan dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah berkurang harta karena sedekah." (HR. Muslim)

Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (13/3/2025), Okezone telah merangkum kultum Ramadhan singkat 2 menit, sebagai berikut.

Kultum Ramadhan Singkat 2 Menit

1. Meraih Surga lewat Puasa

Assalamualaikum Wr.Wb.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul melaksanakan sholat tarawih di tempat mulia ini.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam. Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan bertemu Bulan Ramadhan. Bulan yang penuh ampunan dan ladang pahala. DI bulan suci ini, kita diwajibkan puasa sehari penuh. 

Puasa di Bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi tiap Muslim yang jika dilakukan dengan penuh keimanan dapat mengantarnya ke surga. Kewajiban berpuasa di Bulan Ramadan ini sebagaimana firman Allah subhanahu wa’taála dalam surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan melalui ayat tersebut di atas Allah SWT ber-khitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. 

Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah.

Syaikh Al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya seperti diterangkan Ustaz Saiyid Mahadhir dalam bukunya Bekal Ramadhan dan Idul Fitri,  hikmah dari puasa itu adalah hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang muslim, karena puasa membiasakan seorang muslim untuk takut kepada Allah swt dalam kondisi sembunyi maupun ramai. 

Muara dari ketakwaan itu yang mengantarkan seorang Muslim meraih pintu surga Firdaus seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut:

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ هَاجَرَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَبِّئُ النَّاسَ بِذَلِكَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, dan berpuasa pada bulan Ramadhan, maka Allah berkewajiban memasukkannya ke dalam surga, baik ia berhijrah di jalan Allah  atau duduk di tempat tinggalnya tempat ia dilahirkannya.”

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak sebaiknyakah kami mengabarkan orang-orang tentang hal ini?” Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam  menjawab: “Dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Arrahman, dan daripadanya sungai surga memancar.” (HR. Bukhari No. 6873 dan 2851, Ahmad No. 8067 dan 8119)

Melalui hadis di atas, ternyata iman kepada Allah dan Rasulnya, mendirikan shalat dan berpuasa Ramadhan kemuliaannya sebanding dengan berhijrah di jalan Allah. Saking gembiranya, para sahabat meminta izin kepada Rasulullah SAW  untuk memberitahukan kabar gembira tersebut kepada khalayak ramai.

Alih-alih mengidzinkan, Rasulullah malah melanjutkan sabdanya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyediakan surga yang didalamnya ada 100 derajat yang mana setiap dua derajat jaraknya bagaikan langit dan bumi, Subhanallah. Surga tersebut diperuntukkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah.

Seberapa jauhkah jarak antara langit dan bumi ? Ibnu Hajar menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang seberapa jauhnya. Imam Thabrani mengatakan bahwa jarak tempuh antara langit dan bumi memakan waktu waktu sekitar 500 tahun, Subhanallah.

Rasulullah juga menganjurkan kita agar berdoa memperoleh Firdaus, surga yang paling baik dan paling tinggi. Di atas Firdauslah singgasana Allah Al-Rahman berada. Di bawah singgasana tersebutlah memancar sungai-sungai yang mengaliliri semua surga.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

2. Ikhlas dalam Beribadah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Keikhlasan adalah ruh dari setiap ibadah yang kita lakukan. Ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan akan menjadi sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah SWT. Dalam bulan Ramadan ini, saat kita memperbanyak amal ibadah, kita harus memastikan bahwa semua yang kita lakukan hanya untuk mencari ridha Allah SWT, bukan untuk mendapat pujian atau pengakuan dari manusia.

Allah SWT berfirman:

"Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama ibadah adalah untuk Allah SWT semata. Keikhlasan dalam ibadah menjadikan amal kita diterima dan membawa pahala yang besar. Ketika kita beribadah dengan tujuan mendapatkan pujian atau perhatian dari manusia, inilah yang disebut dengan riya’. Ini adalah salah satu bentuk syirik kecil dan termasuk dosa besar yang harus kita hindari. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, ‘Riya’." (HR. Ahmad)

Riya' dapat menghapus pahala ibadah dan membuat amal kita tidak bernilai di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu mengoreksi niat kita sebelum, saat, dan setelah beribadah. Lalu, bagaimana cara kita untuk menjaga keikhlasan dalam ibadah? Pertama, luruskan niat sejak awal. Pastikan bahwa semua ibadah yang kita lakukan hanya untuk Allah SWT.

Ketika hendak sholat atau sedekah, pastikan kita melakukannya demi mendapat ridho Allah, bukan karena ingin terlihat baik di mata orang lain. Jika sulit, lakukan ibadahnya secara sembunyi-sembunyi agar hanya Allah yang melihatnya.

Kedua, selalu ingat bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Allah tahu apa yang tersembunyi dalam hati kita. Jadi, jangan coba-coba menipu Allah dengan berkata ikhlas, tapi hatinya tidak.

Ketiga, selalu ingat bahwa pahala itu datangnya dari Allah, bukan dari manusia. Jadi, percuma jika kita beribadah dengan mengharapkan validasi orang lain. Lebih baik kita mengharapkan validasi dari Allah sehingga turun pahala bagi kita.

Hadirin sekalian,

Di bulan Ramadhan ini, mari kita perbanyak amal ibadah dengan penuh keikhlasan. Jangan biarkan riya' menghilangkan pahala dan keberkahan dari ibadah kita. Semoga Allah SWT menerima setiap amal kita dan menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas dalam beribadah.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |