Saham emiten energi milik pengusaha Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menguat pada Rabu (8/1/2025).
Saham RAJA Ikut Tersengat Debut RATU di Bursa. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten energi milik pengusaha Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menguat pada Rabu (8/1/2025), tersengat efek melantainya sang anak usaha PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.11 WIB, saham RAJA naik 1,15 persen ke Rp2.530 per saham. Di awal perdagangan saham RAJA sempat melonjak ke Rp3.800 per saham.
Kemarin, saham RAJA ditutup meningkat 16,33 persen.
Diwartakan sebelumnya, RATU resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode RATU pada Rabu (8/1/2025).
Harga saham perseroan dibuka di level Rp1.435 per saham, melonjal hingga batas auto rejection atas (ARA) 24,78 persen dari harga penawaran awal yang ditetapkan sebesar Rp1.150 per saham.
Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti mengatakan, perseroan memiliki investasi di Blok Cepu melalui perusahaan asosiasi dan partisipasi di Blok Jabung Jambi melalui anak usahanya. Sejak didirikan, RATU berkomitmen untuk tumbuh dan memberikan nilai tambah bagi mitra serta masyarakat.
“Kami akan selalu mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance demi menciptakan nilai jangka panjang yang berkelanjutan,” kata Alexandra di Gedung BEI Jakarta pada Rabu (8/1/2025).
Seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sebanyak Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar USD10 juta atau setara dengan Rp159,42 miliar sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp 2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan.
Apabila dana tersebut dikembalikan kepada perseroan, dana akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya studi kelayakan pada blok-blok migas, yaitu wilayah perizinan pemerintah untuk eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas bumi.
Kemudian sebesar Rp34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
Lalu sisa dana akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus, dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris RATU), serta biaya operasional perseroan.
Investment Analyst Stockbit Hendriko Gani mencatat, dalam riset pada 16 Desember 2024, valuasi IPO RATU berada di kisaran 6,0–7,6 kali berdasarkan rasio price-to-earnings (P/E) di semester I-2024 (1H24) TTM (trailing twelve months) dan price-to-book value (P/BV) pasca-IPO sekitar 2,98–3,26 kali.
Valuasi ini lebih rendah dibandingkan induk usahanya, RAJA, yang diperdagangkan pada P/E 23,8 kali dan P/BV 4,6 kali.
Namun, mengutip Hendriko, valuasi RATU cenderung lebih tinggi dibandingkan pesaing (peers) di sektor migas, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
MEDC diperdagangkan pada P/E 4,7 kali dan P/BV 0,8 kali, sementara ENRG pada P/E 5,1 kali dan P/BV 0,6 kali per 9M24. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.