Saham emiten produsen emas kembali melesat pada Rabu (7/5/2025) seiring logam mulia acuannya kembali mendekati level tertinggi.
Saham Emiten Emas Lanjut Pesta, ANTM Semakin Moncer. (Foto: Freepik)
IDXChannel – Saham emiten produsen emas kembali melesat pada Rabu (7/5/2025) seiring logam mulia acuannya kembali mendekati level tertinggi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.03 WIB, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melejit 5,91 persen. Dengan ini, saham ANTM melejit 24,42 persen dalam sepekan dan melambung 92,86 persen dalam sebulan belakangan.
Selain ANTM, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mendaki 2,81 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terkerek 2,84 persen, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) 1,57 persen.
Kemudian, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terapresiasi 0,64 persen, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) 1,99 persen, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 1,01 persen.
Harga emas dunia kembali melonjak tajam untuk hari ketiga pada Selasa (6/5/2025), mendekati rekor tertinggi seiring kuatnya permintaan fisik dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup naik 2,91 persen menjadi USD3.431,14 per troy ons. Pada perdagangan intraday 22 April 2025, logam mulia tersebut sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) USD3.500,20 per troy ons.
Kenaikan ini didorong oleh permintaan fisik yang solid, terutama dari China, serta meningkatnya minat terhadap aset aman di tengah melambatnya ekonomi global dan ketegangan dagang Amerika Serikat dengan hampir semua mitra dagangnya.
Analis Saxo Bank, Ole Hansen, menyebut, dikutip Dow Jones Newswires, permintaan emas dari China meningkat setelah libur panjang. Ia menambahkan, minat investor Asia terhadap emas terus tumbuh seiring berlanjutnya ketegangan dagang antara AS dan China.
“Kenaikan ini didorong oleh permintaan dari China, konsumen emas batangan terbesar di dunia, usai libur nasional. Sementara itu, pelemahan dolar AS turut menopang harga. Lonjakan hampir 3 persen pada hari Senin juga memperkuat status emas sebagai aset aman,” demikian kata Hansen dalam catatannya.
Menurut analis StoneX, Fawad Razaqzada, sentimen risk-on mulai mereda. Ditambah lagi, pelemahan dolar AS dan turunnya pasar saham memperkuat daya tarik emas. Ia juga mencatat adanya dorongan tambahan dari aksi beli kembali (short covering).
Jika muncul tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi dagang antara AS dan China, harga emas diperkirakan bisa kembali terkoreksi. Namun, kata Razaqzada, ekspektasi terhadap kesepakatan dalam waktu dekat masih rendah.
Ia menambahkan, fase konsolidasi emas selama dua pekan terakhir setelah aksi jual besar di akhir April membantu meredakan kondisi jenuh beli.
Dolar AS melemah di awal sesi, dengan indeks dolar ICE terakhir turun 0,53 poin ke level 99,3.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga merosot; imbal hasil surat utang bertenor dua tahun tercatat terkoreksi 4,2 basis poin ke 3,801 persen, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun melemah 3,2 basis poin ke 4,317 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.