Sah! Barang China ke AS Kena Tarif 30%, dari AS ke China 10%

5 hours ago 2

Jakarta -

Amerika Serikat (AS) dan China sepakat memangkas tarif impor sementara selama 90 hari. Keputusan ini diambil setelah kedua pihak perwakilan bertemu di Jenewa, Swiss untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir.

Pertemuan tersebut menyepakati produk-produk asal AS yang masuk ke China dikenakan tarif 10% dari sebelumnya 125%. Sementara barang-barang dari China ke AS dikenakan tarif 30% dari sebelumnya 145%.

"Kami telah mencapai kesepakatan mengenai jeda 90 hari dan secara substansial menurunkan tingkat tarif. Kedua belah pihak akan menurunkan tarif sebesar 115%," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dikutip dari CNBC, Rabu (14/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jeda 90 hari dimulai dari Rabu (14/5). Baik China maupun AS mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan diskusi mengenai kebijakan ekonomi dan perdagangan.

Investor pun terhibur dengan kabar tersebut. Di AS, indeks berjangka Nasdaq menunjukkan kenaikan 3,7%, indeks berjangka S&P 500 naik 2,7% dan Dow Jones naik lebih dari 840 poin atau 2%.

Harga minyak juga melonjak. Minyak mentah berjangka patokan internasional Brent dengan kedaluwarsa Juli diperdagangkan 2,7% lebih tinggi menjadi US$ 65,66 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada pada US$ 62,81 atau naik 2,9% untuk sesi tersebut.

Kepala Ekonom Asia di Capital Economics, Mark Williams menggambarkan gencatan senjata perang dagang sebagai de-eskalasi substansial. Hanya saja kesepakatan itu tidak menjamin akan bersifat lama.

"Dalam keadaan seperti ini, tidak ada jaminan bahwa gencatan senjata 90 hari akan menghasilkan gencatan senjata yang langgeng," tutur Williams.

Sementara itu, Tai Hui, Kepala Strategi Pasar APAC di J.P. Morgan Asset Management mengatakan pengurangan tarif AS-China lebih besar dari yang diharapkan. Hal itu mencerminkan kedua belah pihak mengakui bahwa tarif akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan negosiasi merupakan pilihan terbaik untuk ke depannya.

"Periode 90 hari mungkin tidak cukup bagi kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan terperinci, tetapi hal itu tetap menekan proses negosiasi," ucap Hui dalam catatan penelitian.

Hui menyebut bahwa investor masih menunggu rincian lebih lanjut tentang persyaratan perdagangan lainnya, seperti apakah China akan melonggarkan pembatasan ekspor tanah jarang.

Saksikan Live DetikPagi :


(aid/ara)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |