Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas mengumumkan komitmen investasi US$ 22 miliar atau setara Rp 357,74 triliun (kurs Rp 16.261) dari mitra internasional yaitu Equator Renewable Asia, Keppel Ltd, Vanda RE dan Gurin Energi. Investasi itu untuk pengembangan Kawasan Industri Hijau Berkelanjutan (Green Sustainable Industrial Zones) yang memiliki pembangkit listrik tenaga surya berskala besar.
Komitmen investasi berhasil ditandatangani di tengah pelaksanaan World Expo 2025 yang berlangsung di Osaka, Jepang. Penandatanganan pernyataan bersama ini menjadi tonggak awal dimulainya proyek percontohan pertama di Indonesia yang membangun ekosistem energi terbarukan secara terpadu dari hulu ke hilir.
"Penandatanganan hari ini merupakan bagian dari rencana strategis Indonesia untuk mengembangkan Green Economic Corridor di Kepulauan Riau, yang dimulai dari pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya skala besar di Batam, Bintan dan Tanjung Pinang," kata Wakil Menteri PPN/Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).
Proyek ini merupakan hasil dari langkah proaktif Kementerian PPN/Bappenas dalam mendorong inisiatif baru sebagai bagian Proyek Strategis Nasional (PSN), sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 yang mengusung tema 'Kedaulatan Pangan dan Energi serta Ekonomi yang Produktif dan Inklusif'.
Proyek ini ditargetkan akan membuka ribuan lapangan kerja, serta menarik investasi mulai dari sektor elektronik, semikonduktor, bioteknologi, pusat data, hingga hidrogen hijau.
Kementerian PPN/Bappenas menegaskan komitmennya untuk memastikan pelaksanaan proyek dapat berjalan efektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta menjadi bagian upaya Indonesia untuk memulai transisi menuju ekonomi hijau yang inklusif dan berdaya saing global.
"Indonesia menyambut baik peluang kolaborasi multipihak baik yang bisa mendatangkan manfaat seperti transfer teknologi, kolaborasi riset dan untuk investasi komersial yang selaras dengan prinsip keberlanjutan dan inovasi. Kami ingin memastikan transisi energi bersih tidak hanya berdampak pada pencapaian target emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan merata di seluruh wilayah Indonesia," tutur Febrian. (acd/acd)