Jakarta -
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) menjalin kerja sama dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (Pelni) untuk fasilitas Notional Pooling beserta anak usaha Pelni. Kerja sama ini merupakan upaya BRI untuk mendukung pengembangan layanan transportasi.
Adapun penandatanganan perjanjian ini berlangsung di BRILian Centre Jakarta pada Senin (19/5) dengan dihadiri oleh Direktur Corporate Banking BRI Riko Tasmaya, Group Head of Infrastructure, Transportation, Oil & Gas Group BRI Yodi Herzaman, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pelni Anik Hidayat, Direktur Utama Pelni Logistics Edward Tobing, dan Direktur Utama Pelni Services Sukendra.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan, dalam kerja sama ini, Pelni memperoleh fasilitas Cash Loan dan Non-Cash Loan (NCL) senilai Rp 700 miliar serta fasilitas Forex Line sebesar US$ 1,5 juta dari BRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fasilitas ini akan memperkuat kemampuan Pelni dalam memberikan layanan transportasi laut dengan biaya yang terjangkau dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Agustya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/5/2025)
Fasilitas Non-Cash Loan (NCL) nantinya dapat memungkinkan Pelni untuk menerbitkan berbagai instrumen jaminan seperti Bank Garansi, Letter of Credit (L/C), dan Standby L/C (SBLC). Pelni dapat melakukan pembelian sparepart dan maintenance kapal sebagai bagian dari operasional perusahaan untuk memastikan armada kapal dalam kondisi prima dan aman.
"Sementara itu, fasilitas Forex Line akan memberikan fleksibilitas bagi Pelni dalam melakukan transaksi valuta asing yang terkait dengan pembelian spare part kapal dari luar negeri. Pembelian spare part dan maintenance kapal merupakan bagian penting dari operasional perusahaan untuk memastikan armada kapal dalam kondisi prima dan aman," tuturnya.
Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan, sebagai bank nasional yang terus mendukung BUMN dalam menjalankan mandat strategisnya, BRI siap menjadi mitra terpercaya PT PELNI dalam menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi, adaptif dan berkelanjutan.
"Kepercayaan tersebut akan terus kami jaga dengan prinsip kehati-hatian, layanan prima, dan solusi yang inovatif," ungkapnya.
Selain fasilitas Cash Loan (CL) dan Non Cash Loan (NCL), BRI juga memberikan fasilitas Notional Pooling yaitu layanan Cash Management dari BRI. Layanan itu menawarkan suatu mekanisme konsolidasi posisi saldo Rekening Peserta Pooling dalam rangka optimalisasi pengelolaan dana.
"Layanan Notional Pooling ini diyakini mampu menjadi solusi antara Pelni beserta anak usahanya yang memiliki kebutuhan dana jangka pendek dengan yang memiliki dana idle tanpa adanya perpindahan dana antar rekening," tuturnya.
Dia menjelaskan Notional Pooling BRI juga memiliki beberapa keunggulan utama antara lain memudahkan dalam mengelola dan memonitoring rekening perusahaan dengan transaksi real time online 24 jam. Dia menambahkan layanan itu juga mudah dioperasikan dengan berbasis teknologi yang sangat user friendly.
"Harapannya kerjasama ini bisa menjadi solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan dana perusahaan juga meningkatkan sinergi, tidak hanya antar Grup Pelni tetapi juga sinergi antar BUMN. Semoga kerja sama ini membawa manfaat besar, tidak hanya bagi BRI dan PT Pelni, tetapi juga bagi kepentingan masyarakat dan kemajuan negara," jelas Hendy.
Sementara itu, Anik Hidayat mengungkapkan Pelni merupakan perusahaan pelayaran BUMN satu satunya yang tidak hanya beroperasi secara komersial. Namun, perusahaan juga memegang peran strategis sebagai perpanjangan tangan negara dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan nasional.
"Kolaborasi ini bukan sekedar kerja sama bisnis, tetapi juga mencerminkan semangat sinergi antar BUMN," kata Anik.
Dia menambahkan fasilitas pinjaman BRI nantinya akan memperkuat kemampuan Pelni dalam memberikan layanan transportasi laut serta membantu pengembangan bisnis perseroan.
"Sudah dua tahun berturut-turut kami dapat rating Triple A dari FITCH, yang artinya tingkat kesehatan keuangan kami bagus. Ini artinya pinjaman tersebut nantinya juga dapat digunakan untuk rencana-rencana investasi kami di kapal-kapal komersial," tutupnya.
(BRI/sls)