AMMN hingga triwulan III-2024 telah memproduksi tembaga sebesar 335 juta pon dan emas sebesar 707.930 ons.
Prospek Cerah, Bisnis Tambang Emas dan Tembaga Dinilai Penting Bagi Perekonomian (foto: MNC media)
IDXChannel - Masa depan industri pertambangan nasional dinilai memiliki prospek cerah. Tak terkecuali untuk jenis komoditas tembaga dan emas.
Karenanya, geliat kedua sektor bisnis tersebut diyakini bakal berdampak besar dalam perekonomian di Indonesia secara keseluruhan.
Keyakinan tersebut, di antaranya, dapat didasarkan pada tren pertumbuhan produksi tambang emas dan tembaga domestik yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Misalnya saja, kita bisa lihat, produksi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tumbuh baik setiap tahunnya. Mereka ini kan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia. Jadi bisa jadi rujukan," ujar Pengamat Tambang dan Energi, Ferdy Hasiman, dalam keterangan resminya, Jumat (3/1/2024).
Berdasarkan data perusahaan, AMMN hingga triwulan III-2024 telah memproduksi tembaga sebesar 335 juta pon dan emas sebesar 707.930 ons. Sedangkan, pada saat yang sama, PTFI tercatat memproduksi tembaga sebesar 1,37 miliar pon dan emas sebesar 1,43 juta ons.
Bahkan, AMMN diketahui juga bakal mulai melakukan pengembangan salah satu cadangan cebakan tambang tembaga dan emas porfiri terbesar di dunia. Lokasi tambang ini dijuluki dengan sebutan Elang yang telah dieksplorasi oleh Perseroan mulai 2020 hingga 2024 ini.
Selain itu, lokasi tambang Elang ini juga terletak 60 kilometer dari lokasi eksplorasi 'Batu Hijau' yang saat ini digarap oleh Perseroan di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Ferdy, industri tembaga dan emas masih sangat menarik di masa mendatang, dengan ditopang oleh AMMN dan PTFI yang notabene memiliki cadangan besar. Ferdy menjelaskan, PTFI masih memiliki cadangan dua miliar ton bijih berupa tembaga, perak, dan emas sampai 2041 mendatang.
Sedangkan AMMN akan memulai produksi tambang Elang, setelah penambangan di lokasi Batu Hijau selesai pada 2030. Lokasi tambang Elang ini berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
"Jadi dua produsen besar ini sangat kompeten di bidangnya, karena modal, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mumpuni. Jadi saya tidak ragu dengan kemampuan dua produsen besar ini, sehingga masa depan industri tembaga dan emas sangat cerah," ujar Ferdy.
Apalagi, dikatakan Ferdy, keduanya juga telah membangun pabrik pengolahan konsentrat tembaga yang memiliki multiplier effect sangat signifikan terhadap perekonomian nasional.
Terlebih, lanjut Ferdy, produk ikutan tembaga sangat banyak menghidupkan industri pupuk, kabel, dan lainnya. Bahkan, tembaga menjadi variabel penting dalam membangun ekosistem mobil listrik.
"Maka dari itu, Saya meyakini masa depan industri ini masih cerah, karena mineral dari tembaga adalah kunci baterai mobil listrik yang menyumbang sampai 10,8 persen," ujar Ferdy.
Ferdy menambahkan, bukan hanya di skala nasional, industri tembaga dan emas di dunia juga masih cerah untuk kedepannya.
Namun, kondisi geopolitik tetap diantisipasi, karena akan mempengaruhi supply dan demand dari industri tembaga dan emas.
Berdasarkan data terbaru, AMMN berhasil mengidentifikasi zona mineralisasi tembaga dan emas baru yang sangat potensial. Hasil analisis awal menunjukkan cadangan tembaga dan emas di lokasi tambang Elang berpotensi menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Lokasi tambang Elang ini bakal menggantikan posisi produksi tambang Batu Hijau pada 2030 mendatang. Setelah penambangan bijih fase 8 selesai, AMMN berencana untuk memulai produksi dari tambang Elang dengan memanfaatkan infrastruktur pemrosesan yang ada di Batu Hijau sepanjang masa operasi tambang tersebut.
Berdasarkan studi kelayakan yang sedang berjalan di lokasi tambang Elang, potensi peningkatan cadangan tembaga dan emas milik AMMN diperkirakan masing-masing sebesar 43 persen dan 48 persen.
Sementara, PTFI masih menyimpan cadangan tembaga dan emas yang berlimpah dari tambang bawah tanah (tambang Kucing Liar), yaitu tembaga mencapai 29 miliar pon dan 24 juta ons emas hingga tahun 2041.
Hingga triwulan III-2024, produksi tembaga Freeport Indonesia sudah mencapai 1,37 miliar pon dan emas mencapai 1,43 juta ons.
(taufan sukma)