PLN Siap Pimpin Transisi Energi Global Lewat Akselerasi Ekosistem Hidrogen

2 days ago 10

Jakarta -

PT PLN (Persero) terus mendorong pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia, salah satunya melalui hidrogen. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan pengembangan hidrogen ini untuk mendukung visi besar Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada energi nasional.

"Hidrogen merupakan solusi transisi dari energi fosil ke energi bersih masa depan. PLN siap menjadi pemimpin transisi energi global dengan memimpin pengembangan hidrogen di Asia Tenggara melalui akselerasi ekosistem hidrogen," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Rabu (16/4/2025).

Dia menjelaskan, PLN sejak tahun 2023 telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di RI yang berada di PLTGU Muara Karang, Jakarta. Selain itu, pada tahun 2024 perseroan juga menjadi pionir dengan menghadirkan GHP pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan energi panas bumi, berlokasi di PLTP Kamojang, Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PLN tidak sekadar mengikuti arus transisi energi atau inovasi, tapi simbol keberanian kita untuk melompat jauh dari ketergantungan pada energi fosil menuju kedaulatan energi nasional," tegas Darmawan.

Secara total, kata dia, PLN telah mengembangkan 22 lokasi GHP di berbagai wilayah Indonesia dengan kapasitas produksi hidrogen terbesar di tingkat nasional. Selain itu, PLN juga telah membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) serta mendirikan Hydrogen Center sebagai pusat kompetensi hidrogen pertama di Indonesia.

Tak hanya pengembangan infrastruktur, PLN juga telah memanfaatkan hidrogen dan amonia dalam sektor ketenagalistrikan. Pemanfaatan tersebut di antaranya berupa cofiring hidrogen pertama di PLTDG Pesanggaran, Bali, pengoperasian hydrogen fuel cell generator di Gili Ketapang, Jawa Timur, serta penggunaan fuel cell generator dalam gelaran PLN Electric Run 2024. PLN juga menjalin kerja sama dengan Pupuk Kujang untuk memproduksi green ammonia, yang kemudian dimanfaatkan pada cofiring di PLTU Labuan, Banten.

"Hidrogen adalah jembatan menuju masa depan energi yang bersih dan mandiri. Ini adalah momentum Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam transisi energi global," tegasnya.

Menurut Darmawan, pengembangan hidrogen di Indonesia tak hanya menyangkut teknologi semata, tetapi juga secara kolaboratif menciptakan peluang ekonomi baru seperti industri hijau, penciptaan lapangan kerja ramah lingkungan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, dalam agenda Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 yang digelar di Jakarta Selasa (15/4), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan Indonesia tetap berkomitmen mencapai target emisi nol bersih (Net Zero Emissions/NZE) di tahun 2060 dengan pendekatan yang penuh kehati-hatian. Salah satu langkah konkretnya adalah melalui pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih secara komprehensif.

"Saya ingin mengatakan bahwa Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu (Paris Agreement) tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam. Buktinya bahwa Pak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbicara tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya di situ adalah energi hijau, energi baru terbarukan, dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden," ujar Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil menekankan ke depan hidrogen akan memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 2060, hidrogen hijau diproyeksikan dapat menyumbang hingga US$ 70 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, serta menciptakan 300 ribu lapangan kerja langsung di sektor elektrolisis hidrogen hijau.

Karenanya, dia mendorong peningkatan daya saing Indonesia di sektor energi hijau. Bahlil menilai RI punya keunggulan kompetitif yang dapat dimanfaatkan untuk menembus pasar global, seperti Eropa dan Amerika.

"Dalam perspektif Indonesia, kita mempunyai keunggulan kompetitif terhadap energi hijau yang kemudian bisa kita penetrasi kepada pasar di mana pun, Eropa, Amerika, di mana saja. Karena kita saling membutuhkan, kita harus membangun komunikasi politik, komunikasi ekonomi yang win-win, yang saling menguntungkan," jelasnya.

Khusus untuk hidrogen, Bahlil meyakini teknologi saat ini semakin terjangkau dan kompetitif, yang membuka peluang besar untuk mendorong pemanfaatan hidrogen dalam mendukung industri strategis nasional. Pihaknya juga mendorong lahirnya regulasi yang mendukung, termasuk menciptakan struktur harga yang lebih baik guna memperluas pasar.

"Semakin hari, akan dilakukan efisiensi terhadap penemuan-penemuan teknologi baru. Dan saya menunggu agar ini menjadi bagian terpenting dalam kontribusi kita kepada bumi, untuk mendorong energi baru dan terbarukan," terangnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi menjelaskan Pemerintah pada Desember 2023 telah meluncurkan dokumen Strategi Hidrogen Nasional. Selanjutnya pada agenda GHES tahun ini juga meluncurkan Roadmap Hidrogen dan Ammonia Nasional (RHAN) yang berisi 215 rencana aksi pengembangan hidrogen. Lewat roadmap tersebut, Pemerintah terus mengembangkan berbagai diversifikasi produk turunan hidrogen, salah satunya yang diproduksi oleh PLN.

"Buku RHAN merupakan dokumen yang mencakup analisis produksi, pemanfaatan, dan bagaimana strategi implementasinya, juga rencana aksi. Kami sudah mengidentifikasi dari berbagai industri, ada 215 rencana aksi di dalam roadmap ini. Kita melihat perspektif mendatang untuk mengembangkan ekosistem hidrogen dan amonia di dalam negeri maupun global," ujar Eniya.

(akd/akd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |