APJII maupun BDDC berupaya menjawab kebutuhan industri terhadap konektivitas yang andal dan berkualitas.
Perkuat Ekosistem, Pelaku Jasa Internet Hadirkan Infrastruktur Digital Baru (foto: MNC media)
IDXChannel - Para pelaku bisnis jasa internet yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) resmi menggandeng Bersama Digital Data Center (BDDC) dalam peluncuran Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua (IIX-JK2).
Kolaborasi kedua pihak dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat ekosistem digital di Indonesia, dengan menyediakan infrastruktur interkoneksi yang lebih efisien, cepat, dan aman.
Dengan hadirnya infrastruktur baru yang terletak di fasilitas data center di Jakarta Timur tersebut, baik APJII maupun BDDC berupaya menjawab kebutuhan industri terhadap konektivitas yang andal dan berkualitas.
"IIX-JK2 hadir untuk melengkapi Indonesia Internet Exchange (IIX) yang sebelumnya ada di Cyber 1, dengan fokus mendekatkan penyedia layanan internet (ISP) dengan penyedia konten digital (content providers) dan hyperscalers," ujar Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, dalam keterangan resminya.
Dengan hadirnya infrastruktur baru ini, menurut Arif, diharapkan mampu mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi, termasuk keterjangkauan dan efisiensi pengelolaan trafik data yang terus meningkat.
"Dengan pertumbuhan trafik internet yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam tiga tahun terakhir—dari 1,3 Tbps pada 2021 menjadi 14 Tbps di akhir 2024 (peak traffic)—kehadiran IIX-JK2 menjadi kebutuhan mendesak," ujar Arif.
Menurut Arif, infrastruktur ini memungkinkan ISP untuk menghubungkan trafik mereka dengan lebih efisien, mengurangi latensi, serta mendukung transformasi digital dan kedaulatan data nasional.
Sementara, Komisaris Utama BDDC, Setyanto Hantoro, menyatakan bahwa Pusat Data JST1 dirancang sebagai fasilitas Tier IV yang bersertifikasi global dari Uptime Institute, dengan kapasitas 5 megawatt untuk mendukung operasional 24/7 yang handal dan scalable.
"Melalui kolaborasi dengan APJII dalam IIX-JK2, kami memastikan interkonektivitas yang lebih baik, yang tidak hanya mempercepat distribusi data tapi juga memperkuat ekosistem digital nasional," ujar Setyanto.
Dengan kepastian hukum, tarif listrik yang kompetitif, dan insentif yang mendukung, menurut Setyanto, Indonesia dapat menjadi pusat investasi data center yang dapat diandalkan di Asia Tenggara.
Setyanto menjelaskan, beberapa keunggulan strategis IIX-JK2, di antaranya, yaitu posisinya yang dekat dengan Content Providers dan Hyperscalers IIX-JK2, sehingga mempermudah interkoneksi dengan penyedia konten global, seperti Alibaba Cloud, AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, serta platform digital besar lainnya, seperti Akamai, Tencent, dan ByteDance (TikTok).
Dengan demikian, kehadirannya dapat lebih meningkatkan lagi efisiensi distribusi data. Selain itu, infrastruktur yang dimiliki scalable dan bersertifikasi global.
Lalu juga adanya dukungan terhadap kedaulatan data seluruh operasional IIX-JK2 yang dilakukan di Indonesia, sehingga mendukung prinsip data sovereignty sesuai regulasi nasional, dan melindungi privasi serta keamanan data lokal.
Tak hanya itu, hadirnya IIX-JK2 juga meningkatkan kapasitas Meet-Me-Room (MMR), dengan membuka lebih banyak interkoneksi fisik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan trafik data dan mendukung layanan cloud, e-commerce, hingga aplikasi streaming.
"Terakhir, soal kemudahan akses jaringan fisik ke dalam data center. IIX-JK2 berlokasi di tempat yang memiliki kemudahan akses jaringan fisik bagi para operator jaringan untuk masuk ke fasilitas data center," ujar Setyanto.
Setyanto menjelaskan, pasar pusat data di Indonesia terus tumbuh pesat, dengan nilai pasar mencapai USD3,7 miliar, atau sekitar Rp57,7 triliun, pada 2024, serta investasi mencapai USD634 juta, atau setara rengan Rp9,8 triliun.
Berdasarkan proyeksi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Asia Tenggara diperkirakan akan memiliki kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada 2028.
"Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data, terutama dengan kelebihan sumber daya listrik di Jawa dan Batam," ujar Arif.
Namun, dikatakan Arif, keberhasilan ini memerlukan regulasi yang ramah investasi, insentif yang menarik, serta kepastian hukum yang mendukung perkembangan ekosistem digital.
Arif juga menegaskan bahwa hadirnya IIX-JK2 diharapkan dapat melengkapi dan memperkuat kapasitas serta keandalan IIX-APJII yang selama ini berperan sebagai hub utama interkoneksi bagi para penyelenggara jaringan internet nasional.
"Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan APJII untuk mendukung kebutuhan anggota kami dalam menyediakan layanan yang cepat, aman, dan efisien bagi pengguna akhir," ujar Arif.
(taufan sukma)