Jakarta -
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih Rp 5,1 triliun sepanjang 2024. Laba bersih PTBA ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 11% menjadi Rp 42,76 triliun. Perseroan juga mencatat EBITDA sebesar Rp 8,30 triliun. Sementara total aset PTBA tercatat Rp 41,79 triliun atau tumbuh 8% secara tahunan per 31 Desember 2024.
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengatakan kinerja positif yang dicetak perseroan tahun 2024 ditopang oleh penjualan ekspor yang tercatat mencapai 20,26 juta ton atau naik 30% secara tahunan. Sementara penjualan domestik, PTBA mencatat pertumbuhan sebesar 6% menjadi 22,64 juta ton.
"Saat ini, porsi pasar domestik sebesar 53% dan ekspor 47%" kata Arsal dalam konferensi persnya di Hotel Westin, Jakarta, Senin (14/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsal mengatakan, PTBA juga berhasil merealisasikan belanja modal sebesar Rp 2,35 triliun atau tumbuh 17% secara tahunan sepanjang 2024. Ia mengatakan, belanja modal dialokasikan untuk pengembangan bisnis, seperti pengembangan angkutan batu bara di Tanjung Enim Keramasan.
Namun, Arsal tak menampik tantangan yang dihadapi perseroan dalam mempertahankan kinerjanya positifnya. Sebab, harga batu bara yang terkoreksi dan fluktuasi pasar menjadi tantangan besar.
"Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi 12% secara tahunan dari US$ 84,76 per ton pada 2023 menjadi US$ 74,19 per ton di 2024. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 22 persen secara tahunan menjadi US$ 134,85 per ton pada 2024, dari US$ 172,79 per ton pada 2023," ungkapnya.
Oleh karenanya, Arsal mengatakan PTBA akan terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri juga peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Ia mengatakan, perseroan juga mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan.
"Sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," jelasnya.
Adapun cost leadership tergambar dari pengendalian nisbah kupas atau stripping ratio yang pada 2024 tercatat sebesar 6,23 kali. Namun begitu, nisbah kupas tersebut masih di bawah target 2024 yang mencapai 6,44 kali.
Aksi Korporasi PTBA
Perseroan juga melakukan transisi energi sejalan dengan Net Zero Emission tahun 2060 yang ditargetkan pemerintah. Pada 24 Oktober 2024, PTBA melakukan peluncuran Pilot Plant atau pabrik percontohan Wood Pellet dari Kaliandra Merah di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, sebagai proyek energi baru terbarukan (EBT).
Pengembangan Wood Pellet, bahan bakar campuran batu bara di PLTU yang menjadi tindak lanjut dari program budidaya Kaliandra Merah untuk biomassa yang telah dimulai PTBA pada tahun 2023. Saat ini kapasitas produksi yang mampu dihasilkan dari Pilot Plant sebanyak 200 kg per jam.
Selain itu, Arsal menyebut PTBA juga telah membangun PLTS dengan kapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Selain itu, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS dengan kapasita sebesar 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022.
Sementara dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) bekerja sama dengan PLTS berkapasitas 23.07 kWp yang mencapai tahap COD pada Juni 2023.
"PTBA pun memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Maka diversifikasi bisnis ke bidang EBT dilakukan," jelas Arsal.
Arsal menambahkan, PTBA juga menerapkan Eco Mechanized Mining atau mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik, seperti Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan Pompa Tambang berbasis Listrik.
PTBA juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim. Selain itu, PTBA juga menerapkan E-Mining Reporting System yang meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
"Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2060 yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal," tutupnya.
(fdl/fdl)