Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru (new all-time high/ATH) pada Jumat (18/10/2024), didorong oleh pelemahan dolar Amerika Setikat (AS).
Pekan Ceria, Harga Emas Dunia Tembus Rekor Tertinggi Baru. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas dunia mencapai rekor tertinggi baru (new all-time high/ATH) pada Jumat (18/10/2024), didorong oleh pelemahan dolar Amerika Setikat (AS) dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah.
Sementara, ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan permintaan aset safe-haven terus memberikan katalis positif.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) ditutup naik 1,07 persen ke level USD2.721,90 per troy ons, memecahkan rekor demi rekor selama sepekan.
Harga emas menguat empat hari beruntun di pekan ini.
Alhasil, dalam sepekan harga logam mulia tersebut meningkat 3,55 persen.
Dalam sebulan terakhir, harga emas telah meningkat 6,36 persen, seiring dengan langkah bank sentral di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa yang memangkas suku bunga.
Kebijakan ini mengurangi biaya untuk memegang emas, sementara permintaan safe-haven juga terus mendukung pergerakan harga.
Saxo Bank mengamati, dikutip MT Newswires, Jumat (18/10), kenaikan harga emas saat ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait pemilihan presiden (pilpres) AS yang akan datang.
Indeks dolar AS turun, dengan ICE Dollar Index terakhir tercatat melemah 0,31 poin menjadi 103,52.
Imbal hasil obligasi AS juga mengalami penurunan, di mana obligasi dua tahun terakhir tercatat membayar 3,976 persen, terkoreksi 0,65 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun melemah 1,6 poin menjadi 4,08 persen.
Managing Partner di Sprott, Ryan McIntyre, dilansir dari Dow Jones Newswires, Jumat (18/10), menyatakan, emas kemungkinan akan berkinerja baik dalam jangka panjang.
Hal tersebut, kata McIntyre, didukung oleh tren utama seperti pelemahan nilai dolar AS, ketidakstabilan fiskal di banyak negara Barat, serta kebutuhan global akan aset yang independen dari lembaga keuangan dan aset lainnya.
McIntyre menambahkan, permintaan fisik emas—berbeda dengan permintaan investor—kemungkinan lemah karena harga emas yang tinggi dan kenaikan tajam belakangan ini.
Namun, sebagian besar pergerakan harga emas saat ini didorong oleh hedge fund.
Berdasarkan laporan terbaru dari World Gold Council, exchange-traded fund (ETF) emas global menambahkan 5 persen aset selama bulan September, sehingga total aset emas yang dikelola mencapai puncak bulanan sebesar USD271 miliar, dengan kontribusi terbesar berasal dari fund di Amerika Utara.
Macquarie mencatat, prospek fiskal yang menantang di banyak pasar negara maju merupakan fitur struktural utama yang mendukung pasar emas saat ini. Selain itu, pemilu AS yang semakin dekat juga menambah ketidakpastian.
Menurut McIntyre dari Sprott, ketidakpastian ekonomi merupakan faktor utama yang terus mempengaruhi pergerakan harga emas.
Baik Kamala Harris maupun Donald Trump, kandidat presiden AS, diperkirakan akan memberikan dampak positif terhadap harga emas, karena ketidakdisiplinan fiskal kemungkinan akan berlanjut di bawah kepemimpinan siapa pun.
Jika Trump menang, kemungkinan kenaikan tarif dan dampaknya terhadap inflasi di masa depan, serta ketidakpastian geopolitik lebih lanjut, dapat mendorong peningkatan investasi emas.
Tim analis dari Metals Focus menyatakan, meskipun data tenaga kerja AS yang kuat telah mengurangi harapan untuk pemotongan suku bunga besar lainnya oleh Federal Reserve (The Fed), pasar masih memperkirakan adanya penurunan suku bunga yang lebih kecil sebelum akhir tahun.
Kondisi tersebut biasanya mendukung emas, karena—seperti disinggung di muka—mengurangi biaya peluang dari kepemilikan logam mulia yang tidak memberikan bunga.
Menurut Metals Focus, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi juga mengindikasikan, pemotongan suku bunga kemungkinan akan berlanjut sepanjang 2025.
"Kami memperkirakan dukungan untuk emas dari story pemotongan suku bunga akan bertahan hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai durasi siklus penurunan ini dan titik akhirnya, yang bisa berada di bawah 3 persen," kata Metals Focus.
Namun, mereka juga mencatat bahwa arus masuk investasi telah menjadi pendorong yang lebih signifikan.
Lebih lanjut, menurut para analis ING, permintaan safe-haven di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan ketidakpastian pemilu AS juga menjaga harga emas tetap kuat.
Para trader mencari perlindungan dengan membeli emas setelah Israel mengumumkan, mereka telah membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar pada Kamis malam, yang dianggap sebagai titik balik potensial dalam konflik tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya akan terus berperang hingga semua sandera yang ditangkap dalam serangan pada 7 Oktober tahun lalu dibebaskan.
Meskipun Netanyahu kemungkinan akan menghadapi tekanan yang lebih besar dari AS dan dalam negerinya sendiri untuk mengakhiri serangan militer dan mencapai kesepakatan damai.
Analis dari BMI menyatakan, mereka memiliki pandangan netral hingga bullish terhadap emas untuk akhir 2024 hingga kuartal I-2025, karena harga emas mendapat dukungan dari pemotongan suku bunga Fed dan tingginya ketegangan geopolitik.
BMI memperkirakan harga emas spot akan diperdagangkan dalam kisaran USD2.500 hingga USD2.800 per troy ons dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, Direktur Riset di pasar logam mulia online BullionVault, Adrian Ash, berpendapat, investor individu terus mengambil keuntungan di level harga rekor ini, tetapi laju penjualan tidak secepat kenaikan harga.
"Laju penjualan bersih yang terukur menunjukkan bahwa investor tetap yakin dengan prospek jangka panjang emas," kata Ash.
Meskipun kenaikan harga emas tahun ini sangat mengesankan, Metals Focus memperingatkan agar berhati-hati sebelum membeli di tengah reli ini.
"Emas telah mendapat manfaat dari aliran masuk investor jangka panjang dan bank sentral yang ingin melakukan diversifikasi portofolio, namun kenaikan tajam dalam posisi panjang spekulatif menunjukkan minat taktis yang meningkat," ujar Metals Focus.
Metals Focus menambahkan, horizon investasi individu, portofolio aset, dan toleransi risiko perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi dalam emas. (Aldo Fernando)