PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menarik perhatian pasar dengan strategi ekspansi agresif di bisnis internet tetap (fixed broadband/FBB).
Mengintip Potensi Saham WIFI, Samuel Sekuritas Soroti Ekspansi dan Efisiensi. (Foto: Freepik)
IDXChannel - PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) menarik perhatian pasar dengan strategi ekspansi agresif di bisnis internet tetap (fixed broadband/FBB).
Dalam riset tertanggal 8 April 2025, Samuel Sekuritas menyoroti keunggulan WIFI dalam menawarkan layanan internet berbiaya rendah, efisiensi belanja modal, serta kemitraan strategis dengan berbagai pemain industri.
Perusahaan juga menargetkan perluasan cakupan ke lebih banyak rumah tangga serta ikut serta dalam lelang spektrum 5G guna mempercepat ekspansi.
Internet Murah, Jangkauan Luas
WIFI menawarkan layanan internet rumah melalui “Starlite” seharga Rp100 ribu per bulan untuk kecepatan hingga 200 Mbps, sekitar 80 persen lebih murah dibanding pesaing.
Dengan harga tersebut, biaya internet FBB WIFI hanya sekitar 4 persen dari upah minimum di Jawa, menjadikannya terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Didukung jaringan serat optik eksklusif di sepanjang jalur kereta api milik KAI serta kerja sama dengan PLN/Icon+ dan Pertamina Gas Negara, WIFI menargetkan menjangkau 5 juta rumah tangga pada 2025. Perusahaan juga membidik pelanggan dari program perumahan murah pemerintah.
Selain itu, menurut amatan Samuel Sekuritas, WIFI berencana ikut dalam lelang spektrum 5G Fixed Wireless Access (FWA) untuk mempercepat ekspansi internet nirkabel dan melengkapi jaringan fiber-to-the-home (FTTH). Strategi ini diharapkan mempertahankan margin EBITDA sebesar 70,9 persen, tertinggi di sektor ini (dibanding pesaing yang rata-rata 42,6 persen).
Efisiensi dan Profitabilitas Tinggi
Samuel Sekuritas mencatat WIFI memiliki tingkat pengembalian modal (ROIC) 18,2 persen pada 2026, lebih tinggi dibanding rata-rata industri sebesar 10,9 persen. Keunggulan ini didukung oleh belanja modal (capex) yang efisien, di mana biaya per koneksi hanya Rp800-900 ribu, jauh lebih rendah dibanding pesaing yang mencapai Rp1,5-3,5 juta.
Tingkat adopsi pelanggan juga sangat tinggi, mencapai 80-90 persen, jauh di atas rata-rata industri sebesar 28 persen.
Untuk mendanai ekspansi senilai capex Rp1,4 triliun pada 2025, WIFI berencana menggalang dana baik melalui utang maupun penerbitan saham baru.
Dukungan Mitra Strategis
Untuk memperkuat posisinya di pasar internet menengah ke bawah, WIFI menggandeng sejumlah mitra besar, termasuk NTT East Corporation yang membawa keahlian dalam pengelolaan pelanggan, serta Nokia dan Huawei untuk pengembangan jaringan fiber optik dan FTTH. Perusahaan juga bekerja sama dengan Qualcomm untuk teknologi 5G FWA dan beberapa pemain lain seperti Linknet dan OREX SAI guna meningkatkan layanan.
Prospek Positif dan Risiko yang Perlu Dicermati
Samuel Sekuritas menilai saham WIFI masih memiliki potensi kenaikan lebih lanjut. Struktur kepemilikan baru juga dinilai positif karena dapat membuka peluang bisnis lebih luas dan meningkatkan fleksibilitas keuangan, meskipun rasio utang bersih terhadap ekuitas (net gearing) masih tinggi di 131 persen pada 2024.
Selain itu, demikian mengutip Samuel, saham WIFI juga berpotensi masuk dalam indeks MSCI Indonesia Small Cap, yang dapat meningkatkan daya tariknya di mata investor.
Meski demikian, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan, seperti akuisisi pelanggan yang lebih lambat dari target serta tekanan pada neraca keuangan jika ekspansi tidak berjalan sesuai rencana. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.