Harga emas dunia mencatatkan rekor baru sepanjang pekan lalu di tengah meningkatnya perang dagang dan sinyal perubahan arah kebijakan The Fed.
Proyeksi Harga Emas Pekan Ini, Tetap Optimistis Meski Lebih Waspada. (Foto: Freepik)
IDXChannel - Harga emas dunia mencatatkan rekor baru sepanjang pekan lalu di tengah meningkatnya perang dagang dan sinyal perubahan arah kebijakan dari Ketua Federal Reserve (The Fed) AS Jerome Powell.
Setelah menguji level support di level USD3.200, harga emas di pasar spot bergerak dalam rentang sempit USD35 hingga Selasa (15/4/2025) pekan lalu, ditutup di USD3.231 per troy ons di sesi perdagangan Amerika Utara.
Namun seperti beberapa pekan terakhir, lonjakan terjadi saat sesi Asia. Emas spot melesat ke USD3.290 sekitar pukul 01.00 waktu Eastern, lalu menembus USD3.300 saat pasar Eropa dibuka. Setelah pernyataan keras Powell soal dampak tarif Presiden AS Donald Trump terhadap inflasi dan pertumbuhan, emas menembus rekor baru mendekati USD3.360 per ons pada Rabu.
Meski sempat terkoreksi ke USD3.284 pada Kamis, harga emas kembali stabil di atas USD3.200 menjelang libur panjang akhir pekan Paskah.
Proyeksi Sepekan
Survei mingguan Kitco News terbaru menunjukkan para analis dan pelaku pasar mulai mengerem optimisme terhadap harga emas, meski logam mulia ini masih bertahan di atas USD3.300 per troy ons.
Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, mengatakan momentum masih berpihak pada emas, terutama di tengah volatilitas pasar saham.
Analis Bannockburn Global Forex Marc Chandler menyebut emas kemungkinan terkonsolidasi di pasar yang sepi karena libur, dengan support awal di kisaran USD3.250. Ia menilai potensi kenaikan ke USD3.500 masih terbuka dalam beberapa pekan ke depan.
Sebaliknya, analis VR Metals/Resource Letter Mark Leibovit menyarankan posisi jual melalui ZSL dan GLL. Sementara analis Forex.com James Stanley tetap mempertahankan pandangan bullish meski mengakui reli emas sudah cukup besar dan sulit dikejar.
Analis Walsh Trading Sean Lusk menilai pasar masih dalam fase "flight to safety", dengan dana mengalir deras ke emas dari spekulan, media, hingga bank sentral.
Setelah target kenaikan 25 persen tahun ini tercapai di USD3.301, Lusk melihat potensi kenaikan lanjutan ke sekitar USD3.434. Namun ia mengakui reli ini mungkin sudah terlalu berlebihan, meski ketidakpastian soal tarif perdagangan masih menjadi pendorong utama.
Menurut Lusk, pernyataan Powell baru-baru ini menunjukkan sinyal perubahan arah kebijakan, dengan pandangan bahwa pasar tenaga kerja masih kuat dan resesi belum terlihat. Ia memperkirakan ketegangan tarif terus mendukung kenaikan harga emas selama belum ada kesepakatan dagang antara AS dan China.
Dalam survei harga emas mingguan Kitco News kali ini, sebanyak 16 analis berpartisipasi. Sentimen di Wall Street memang sedikit melemah dibanding pekan lalu yang nyaris sepenuhnya optimistis, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan yang kuat ke arah bullish.
Sebanyak 10 analis, atau 63 persen, memperkirakan harga emas kembali naik dalam sepekan ke depan. Sementara itu, empat analis (25 persen) memprediksi harga turun, dan dua sisanya (12 persen) memperkirakan harga emas bergerak mendatar di sekitar level tertingginya saat ini.
Di sisi lain, jajak pendapat daring Kitco yang melibatkan 312 investor ritel juga menunjukkan sentimen yang agak moderat. Sebanyak 195 responden, atau 63 persen, memperkirakan harga emas terus naik pekan ini.
Sebanyak 57 orang (18 persen) memperkirakan harga turun, dan 60 investor lainnya (19 persen) memprediksi pergerakan harga cenderung datar.
Pekan ini akan minim data ekonomi karena libur Senin Paskah. Sorotan akan tertuju pada rilis data PMI AS awal April, penjualan rumah baru Maret, klaim pengangguran mingguan, penjualan rumah lama, serta indeks sentimen konsumen Universitas Michigan.
Pernyataan dari pejabat The Fed seperti Kashkari, Goolsbee, Beth, dan Harker juga dinanti setelah komentar Powell sebelumnya. (Aldo Fernando)