Saham ARCI-HRTA Cs Melesat saat Harga Emas Rekor Lagi

3 hours ago 1

Saham emiten produsen emas menguat pada Senin (21/4/2025) di tengah logam mulia acuannya kembali menyentuh rekor tertinggi baru.

 Freepik)

Saham ARCI-HRTA Cs Melesat saat Harga Emas Rekor Lagi. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten produsen emas menguat pada Senin (21/4/2025) di tengah logam mulia acuannya kembali menyentuh rekor tertinggi baru.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pukul 10.19 WIB, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melonjak 6,88 persen, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendaki 5,17 persen, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 3,95 persen.

Kemudian, saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) tumbuh 3,27 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkerek 2,83 persen, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menghijau 2,72 persen.

Tidak ketinggalan, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terapresiasi 0,39 persen dan PT United Tractors Tbk (UNTR) 2,70 persen.

Harga emas dunia kembali melonjak ke rekor tertinggi pada Senin (21/4), didorong oleh kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global akibat memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), serta pelemahan dolar yang turut memperkuat reli logam mulia tersebut.

Harga emas spot naik 1,62 persen ke level USD3.381,15 per troy ons pada pukul 10.22 WIB, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.385 di awal sesi.

Indeks dolar AS jatuh ke posisi terendah dalam tiga tahun, menjadikan emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

"Secara fundamental, pasar sedang mengantisipasi meningkatnya risiko geopolitik yang dipicu oleh ketegangan tarif AS dan kekhawatiran stagflasi, sementara permintaan yang solid dari bank sentral juga menjadi angin penopang tambahan bagi harga," ujar Analis Pasar IG, Yeap Jun Rong.

Presiden AS Donald Trump pada 2 April mengumumkan penerapan tarif balasan terhadap puluhan negara. Meski pemerintahannya telah menangguhkan bea masuk untuk beberapa negara, mereka justru meningkatkan tekanan dagang terhadap China.

Pada Senin, China memperingatkan negara-negara lain agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan AS jika itu merugikan kepentingan Beijing. Trump dilaporkan tengah mencari konsesi dari negara-negara yang menginginkan pengurangan atau pembebasan tarif.

Di sisi lain, Trump kembali melontarkan kritik terhadap Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada Kamis lalu. Timnya bahkan sedang mengevaluasi kemungkinan untuk memberhentikan Powell dari jabatannya.

Dari medan geopolitik, Rusia dan Ukraina saling menuduh melakukan ribuan pelanggaran terhadap gencatan senjata satu hari yang diumumkan Presiden Vladimir Putin dalam rangka Paskah. Kremlin menyatakan belum ada perintah untuk memperpanjang jeda pertempuran di garis depan.

Seluruh ketegangan ini memberi dorongan bagi emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).

“Target berikutnya bagi emas kemungkinan berada di kisaran USD3.500, meskipun saat ini posisi pasar tampak penuh sesak dan indikator teknikal menunjukkan kondisi jenuh beli dalam jangka pendek,” kata Rong. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |