Gaspari adalah salah satu anak yatim piatu yang diasuh oleh Rumah Gemilang Indonesia, yakni pusat pemberdayaan dan pelatihan milik Al-Alzhar Peduli Ummat.
Kisah Sukses Anak Yatim Piatu yang Berhasil Mandiri, Berkarier, dan Rintis Usaha. (Foto: Al-Azhar Peduli Ummat)
IDXChannel—Kisah sukses anak yatim piatu asal Palembang, Gaspari, yang berhasil menjadi karyawan melalui beasiswa dapat dijadikan inspirasi bagi banyak orang. Meskipun telah kehilangan orang tuanya sejak kecil, Gaspari berhasil melanjutkan hidup hingga mandiri.
Gaspari adalah salah satu anak yatim piatu yang diasuh oleh Rumah Gemilang Indonesia, yakni pusat pemberdayaan dan pelatihan milik Al-Alzhar Peduli Ummat. Kisah inspiratif tentang Gaspari pernah diangkat di laman resmi lembaga tersebut.
Gaspari menjadi yatim piatu pada usia 11 tahun. Perjalanan hidupnya penuh lika-liku sepeninggalan orang tuanya, tapi Gaspari tetap berniat untuk menjalankan hidupnya dengan baik, meskipun tanpa pengasuhan dan pengarahan dari orang tua.
Dia merantau ke Jakarta seorang diri pada 2014, bermodal nekat demi mengadu nasib. Dia pernah bertahan hidup dengan mengajar mengaji dan bekerja serabutan untuk membiayai kehidupannya sehari-hari.
Nasib baik mulai menyapanya saat dia menginjak usia sekolah menengah, di mana Gaspari mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikannya di sebuah SMK dengan jurusan teknik audio video.
Selepas lulus SMK, Gaspari sebenarnya sempat meneruskan pendidikannya di Universitas Pamulang, sebuah universitas yang terkenal terbuka pada karyawan-karyawan yang membutuhkan akses pendidikan.
Sayangnya, kuliahnya harus berhenti di tengah jalan karena kendala biaya. Saat itu Gaspari sempat putus asa, namun dia tak menyerah. Dia mencoba bergabung sebagai santri di Rumah Gemilang Indonesia.
Upayanya itu membuahkan hasil, Gaspari lolos setelah melalui proses seleksi yang ketat. Dia mengikuti pelatihan dan pendidikan jurusan teknik komputer jaringan di tempat itu. Rupanya beragam pelatihan vokasi yang diterimanya tidak sia-sia.
Gaspari diterima bekerja di PT Celebes Railway Indonesia sebagai staf IT. Namun disamping kesibukannya sebagai karyawan, dia juga merintis usaha tambah lele di Bogor, di mana dia mengelola dua tambak dengan kapasitas 1.000 ekor lele.
Kini Gaspari telah menjadi pemuda yang mandiri, meskipun perjalanan hidup dilakoninya seorang diri tanpa dukungan orang tua.
Itulah kisah sukses anak yatim piatu yang berhasil menjadi pemuda mandiri setelah ditinggalkan orang tuanya.
(Nadya Kurnia)