Jurus Selamatkan Pasar Modal RI dari Dampak Tarif Trump

2 days ago 8

Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi dampak perang tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap kinerja pasar modal Indonesia. Diketahui, Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif dagang ke Indonesia sebesar 32%.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan strategi yang dilakukan dibagi secara jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek pertama yaitu melakukan komunikasi aktif kepada publik untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar di tengah kondisi pasar yang sedang berfluktuasi.

"Apa yang bisa dilakukan oleh bursa menghadapi dampak perang dagang? Tentu saja BEI bukan Bank Indonesia yang bisa direct intervensi dengan melakukan pembelian atau apapun. Jadi jangka pendek yang kami lakukan mau tidak mau adalah komunikasi aktif dengan publik dan media," katanya dalam diskusi bertajuk 'Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia' secara virtual, Jumat (11/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iman menyebut ada tiga faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yakni faktor global, faktor domestik dan fundamental dari perusahaan yang diramu menjadi persepsi investor. Oleh karena itu edukasi dan penyampaian narasi positif diperlukan untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar.

"Kita berusaha untuk aktif, dibantu teman-teman media dan juga teman-teman ekonom untuk mengkomunikasikan kondisi daripada korporasinya. Kalau kita lihat sebenarnya kalau kita bandingkan bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan yang memasukkan di laporan keuangan, ternyata mereka 2024 itu positif, artinya mereka membukukan keuntungan," beber Iman.

Strategi jangka pendek kedua adalah melakukan penyesuaian aturan perdagangan yang telah diumumkan pada 8 April 2025. Dalam hal ini dilakukan penyesuaian batas trading halt serta penyesuaian batas auto rejection bawah (ARB) menjadi 8% untuk menjaga keseimbangan antara perlindungan pasar dan efisiensi serta likuiditas pasar.

Strategi jangka pendek ketiga adalah penyesuaian aturan buyback saham. Dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi bagi emiten untuk melakukan buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Maret 2025.

"Jadi tentu saja bursa nggak bisa sendirian, bursa harus bersama-sama dengan OJK melakukan beberapa penyesuaian aturan," ucapnya.

Tidak hanya itu, Iman menyebut pihaknya akan terus melakukan penguatan pengawasan pasar terhadap transaksi yang tidak wajar untuk melakukan mitigasi dalam merespons potensi kepanikan pasar.

Untuk jangka panjang, ada beberapa hal yang akan dilakukan yakni diversifikasi produk seperti Single Stock Future, ETF, hingga ETF Gold untuk fleksibilitas bagi investor, meningkatkan kedalaman pasar dan mengurangi ketergantungan terhadap saham konvensional.

Strategi jangka panjang lainnya seperti peningkatan kualitas serta efisiensi proses IPO, peningkatan likuiditas dan modernisasi infrastruktur perdagangan, serta peningkatan partisipasi investor institusi.

"Modernisasi daripada pembaruan infrastruktur perdagangan ini kita harapkan di 2026 kita akan meningkatkan kapasitas perdagangan kita dari yang ada sekarang sebanyak tiga kali kapasitas yang ada saat ini," beber Iman.

(aid/rrd)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |