Jika investor berniat untuk mengejar capital gain, maka tidak perlu mengejar saham-saham berdividen.
Harga Saham Turun Terus Namun Ada Dividen, Apakah Tetap Untung? Ini Penjelasannya. (Foto: Freepik)
IDXChannel—Saham turun terus namun ada dividen, apakah masih terbilang untung? Ada dua jenis keuntungan yang diperoleh investor saat membeli saham. Yakni keuntungan dari perolehan dividen dan keuntungan dari capital gain.
Capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih antara harga saat investor membeli saham dengan harga saat investor menjual sahamnya. Salah satu risiko yang harus dicermati investor saat memiliki saham berdividen adalah penurunan harga.
Setelah emiten mengumumkan pembagian dividen, biasanya harga saham akan terdongkrak hingga cum date (hari terakhir pencatatan penerima dividen). Lalu harga akan turun atau kembali normal pada ex date (satu hari pasca pencatatan penerima dividen).
Penurunan harga saat ex date dan beberapa hari setelahnya sering disebut sebagai dividend trap. Karena pada masa ini, investor yang membeli saham sebelum dan pada cum date, kesulitan menjual sahamnya karena harga yang menurun.
Jika investor memutuskan untuk jual, maka investor harus menerima kerugian, tetapi secara bersamaan dia telah tercatat berhak menerima dividen dari emiten. Namun di luar dividend trap, harga saham berdividen juga bisa mencatatkan downtren.
Saham Turun Terus Namun Ada Dividen, Apakah Masih Untung?
Sebagai contoh, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang terkenal rutin membagikan saham tiap tahun, sejak 2024 mencatatkan downtren. ASII mencatatkan penurunan harga sebesar 8,93 persen secara year to year.
Sementara sejak awal tahun (year to date), ASII tengah mencatatkan penurunan harga sebesar 4,48 persen. Investor yang telah memiliki ASII sejak harganya masih di rentang Rp5.000–Rp6.000 (2023-2024), saat ini tengah mencatatkan kerugian dari segi harga.
Hari ini ASII diperdagangkan di kisaran Rp4.690 per saham. Jika hal ini terjadi (saham turun tapi ada dividen), apakah saham tersebut masih dapat dibilang menguntungkan?
Untung atau tidaknya suatu saham dalam kondisi tersebut, bergantung pada target keuntungan yang diinginkan investor. Investor yang lebih terfokus pada keuntungan capital gain, akan merasa rugi karena harga sahamnya merosot.
Sementara investor yang memang mengutamakan passive income dari dividen, tidak merasa keberatan dengan penurunan harga saham karena yang diincarnya adalah pendapatan rutin dari dividen tiap tahun.
Satu hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang investor saat berinvestasi adalah, keuntungan mana yang hendak dipilih? Capital gain atau dividen rutin?
Jika investor berniat untuk mengejar capital gain, maka tidak perlu mengejar saham-saham berdividen. Sebaliknya, jika investor berniat untuk menghimpun pendapatan pasif dari dividen, maka tidak perlu mengutamakan kenaikan harga saham setiap saat.
Saham yang terbukti rutin membagikan dividen, meskipun harganya tengah downtren, tetap terbilang menguntungkan karena di tengah penurunan harga, emiten masih mampu memberikan dividen rutin tiap tahun.
Seperti saham BBRI, ASII, ITMG, dan saham-saham berdividen lainnya yang kini tengah mencatatkan penurunan harga di tengah volatilitas IHSG, masih rutin membagikan dividen tiap tahun.
Bagi investor yang sudah memiliki saham-saham tersebut sejak lama, tiap tahunnya masih mencatatkan pendapatan rutin dari dividen sekalipun harga sahamnya masih mencatatkan downtren.
Dividen yang diterimanya tiap tahun, dapat mengimbangi atau menutup kerugian dari penurunan capital gain.
Jika investor tetap berat hati melihat penurunan harga saham berdividen, cara yang dapat ditempuh untuk mengakalinya adalah dengan membeli saham tersebut hanya saat harganya menurun, atau membelinya secara lump sump dengan harga terdiskon.
Itulah penjelasan singkat tentang saham turun terus namun ada dividen.
(Nadya Kurnia)