Harga CPO Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Lemahnya Permintaan

1 month ago 20

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun lagi untuk kali kedua beruntun pada Selasa (7/1/2025) akibat kekhawatiran lemahnya permintaan.

 Freepik)

Harga CPO Tergelincir di Tengah Kekhawatiran Lemahnya Permintaan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) turun lagi untuk kali kedua beruntun pada Selasa (7/1/2025) akibat kekhawatiran lemahnya permintaan.

Menurut data pasar, hingga pukul 12.11 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 0,14 persen ke level MYR4.336 per ton.

Mengutip Trading Economics, impor minyak kelapa sawit oleh India, sebagai konsumen terbesar, merosot ke level terendah sembilan bulan pada Desember, karena kenaikan harga mendorong para pengolah beralih ke alternatif yang lebih murah.

Dari sisi ekspor, surveyor kargo mencatat pengiriman minyak sawit Malaysia turun antara 2,5 persen hingga 7,8 persen pada Desember dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun, penurunan harga terbatas karena perkiraan Reuters menunjukkan stok di Malaysia kemungkinan menyusut untuk bulan ketiga pada Desember, dipicu oleh produksi yang lebih rendah akibat hujan lebat yang mengganggu panen.

Di sisi lain, beberapa trader tetap optimis terhadap potensi peningkatan permintaan dari pembeli utama menjelang Tahun Baru Imlek.

Fitch Ratings juga menyebut bahwa dorongan Indonesia untuk mandat biodiesel B40 dapat meningkatkan konsumsi minyak sawit global sebesar 1 persen hingga 2 persen tahun ini, meski ada tantangan yang harus diatasi.

Pemerintah RI telah mengalokasikan 15,6 juta kiloliter biodiesel untuk 2025, dengan tenggat waktu pada Februari bagi industri untuk beradaptasi.

Trader CPO David Ng berpendapat, pada Senin (6/1), pelemahan CPO juga karena kekhawatiran lemahnya ekspor terus menekan harga.

Meski begitu, ia menambahkan, tekanan penurunan harga terbatas oleh ekspektasi produksi yang lebih rendah dalam beberapa pekan mendatang, yang positif bagi harga.

"Kami melihat support di MYR4.280 dan resistance di MYR4.400 per ton," kata Ng kepada Bernama.

Trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memperkirakan kontrak berjangka CPO akan melemah pekan ini akibat aksi ambil untung.

Ia juga menyebut pasar akan cenderung berhati-hati karena trader menunggu pengumuman data stok dan ekspor CPO untuk Desember 2024 dari Malaysian Palm Oil Board pada 10 Januari 2025.

Menurut Teh, harga kontrak berjangka CPO kemungkinan bergerak dalam kisaran MYR4.300 hingga MYR4.400 per ton pekan ini.

"Untuk permintaan fisik, akan datang dari China terkait Tahun Baru Imlek, diikuti India, Pakistan, Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa dan Timur Tengah," ujarnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |