Harga CPO Jeblok, Pasar Dibayangi Kenaikan Stok dan Lesunya Permintaan

17 hours ago 7

Harga minyak sawit (CPO) mencatat penurunan selama lima hari berturut-turut sekaligus menyentuh level terendah dalam tujuh setengah bulan terakhir.

 Freepik)

Harga CPO Jeblok, Pasar Dibayangi Kenaikan Stok dan Lesunya Permintaan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit (CPO) mencatat penurunan selama lima hari berturut-turut sekaligus menyentuh level terendah dalam tujuh setengah bulan terakhir. Tekanan harga dipicu oleh anjloknya harga minyak mentah dan kekhawatiran atas meningkatnya pasokan.

Menurut data pasar, hingga pukul 14.45 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 2,04 persen menjadi MYR3.801 per ton.

Berdasarkan proyeksi Reuters, stok minyak sawit Malaysia kemungkinan kembali naik untuk bulan kedua berturut-turut pada April, seiring masuknya industri ke musim puncak produksi. Output diperkirakan melonjak 16,9 persen dari bulan Maret, menjadi level tertinggi sejak November 2024 dan mencatat pertumbuhan bulanan dua kali berturut-turut.

Namun, pelemahan harga sedikit tertahan oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Washington memberi sinyal kemungkinan penurunan tarif, sementara Beijing terbuka untuk melanjutkan perundingan dagang.

Dari sisi ekspor, mengutip Trading Economics, pengiriman selama 1–25 April diperkirakan naik sekitar 13,8 persen hingga 14,8 persen dibanding bulan sebelumnya, menurut data surveyor kargo.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) juga mencatat bahwa pembeli dari China berpotensi meningkatkan impor pada Mei dan Juni untuk membangun kembali stok menjelang lonjakan permintaan musim panas. Sementara itu, India sebagai pembeli terbesar juga diperkirakan menambah stok karena selisih harga dengan minyak kedelai mulai menyempit.

Proyeksi Harga untuk Pekan Ini

Pasar minyak sawit berjangka diperkirakan masih berada di bawah tekanan pada pekan ini, terutama karena kekhawatiran atas peningkatan stok domestik di tengah permintaan yang masih lesu dan tren produksi yang membaik.

Trader minyak sawit David Ng menjelaskan, stok minyak sawit dalam negeri kemungkinan akan naik seiring masuknya masa panen puncak yang secara musiman mendorong kenaikan produksi.

“Di saat yang sama, permintaan ekspor belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan, terutama dari pembeli utama seperti India dan China. Mereka disebut-sebut masih bersikap hati-hati karena pasokan minyak nabati global yang tinggi dan persaingan harga dengan minyak lain seperti kedelai dan bunga matahari,” ujar Ng kepada Bernama.

Ia menambahkan bahwa para pelaku pasar saat ini cenderung mengambil sikap menunggu dan melihat, menjelang rilis data ekspor dan produksi yang akan datang.

“Kecuali ada perubahan signifikan dari sisi permintaan atau kebijakan mengejutkan dari negara importir utama, sentimen pasar diperkirakan tetap lemah dalam waktu dekat. Saya memperkirakan harga CPO bergerak dalam kisaran melemah antara MYR3.750 hingga MYR3.900 per ton pekan ini,” katanya. (Aldo Fernando)

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |