Ekonom khawatir adanya potensi resesi teknikal pada kuartal berikutnya menyusul perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025.
RI Berpotensi Resesi Teknikal di Kuartal II-2025, Waspada Terjadi PHK. (Foto: Inews Media Group)
IDXChannel - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengungkapkan kekhawatiran adanya potensi resesi teknikal pada kuartal berikutnya menyusul perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025.
"Secara Q-to-Q angkanya cukup mengkhawatirkan, di mana pertumbuhan kuartal I-2025 minus 0,98 persen, terendah dibandingkan periode yang sama sejak 5 tahun terakhir. Sektor industri pengolahan yang tertekan menjadi sinyal berlanjutnya tekanan ekonomi. Skenario resesi teknikal harus dihindari," kata Bhima dalam keterangan resmi, Senin (5/52025).
Bhima menjelaskan konsekuensi dari sinyal resesi teknikal tersebut yaitu potensi industri pengolahan untuk mengurangi pembelian bahan baku dan melakukan efisiensi biaya produksi, termasuk tenaga kerja.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas pada kuartal I-2025 hanya mencapai 4,31 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 yang masih tumbuh 4,64 persen.
"Indikator Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia yang berada di bawah level ekspansi atau 46,7 pada April 2025 perlu jadi perhatian pemerintah," ujar Bhima.
Menurut Bhima, tekanan akibat perang dagang hanyalah salah satu faktor yang menyebabkan industri beroperasi di bawah kapasitas optimalnya. Menurutnya, efek industri melemah justru menjadi faktor pemberat pertumbuhan ekonomi.