Garuda, Citilink, dan Pelita Bakal Merger, Pemerintah Diminta Waspadai Risiko Ini

1 month ago 22

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, merger berpotensi menghilangkan pangsa pasar satu dari ketiga maskapai BUMN.

 MNC Media.

Garuda, Citilink, dan Pelita Bakal Merger, Pemerintah Diminta Waspadai Risiko Ini. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Ceruk pasar penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service (PAS) dinilai harus dipertimbangkan, sebelum ketiga maskapai pelat merah itu di-merger oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, merger berpotensi menghilangkan pangsa pasar satu dari ketiga maskapai BUMN. Kemungkinan ini bisa saja terjadi, bila konsolidasi tidak dikonsepkan secara matang.

Saat ini ceruk pasar Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service berbeda-beda. Garuda, misalnya selama ini membidik konsumen dengan latar belakang ekonomi menengah atas.

Sementara, pasar Citilink dan Pelita Air adalah low cost carrier (LCC) atau penerbangan dengan tawaran harga tiket lebih murah. 

"Sejauh ini kan masing-masing sudah punya pangsa pasar tersendiri, sudah punya karakter tersendiri, dan juga sudah punya goodwill (nilai tambah) sendiri-sendiri, itu kalau dijadikan satu justru akan hilang banyak aset-aset itu karena pasarnya beda-beda," ujar Alvin kepada MNC Portal, Minggu (5/1/2025).

Alvin menilai, jika skema merger berupa peleburan tiga perusahaan menjadi satu entitas saja, maka kemungkinan salah satu pangsa pasar bakal dihilangkan.

Dalam aspek ini, pertanyaan mendasar yang patut diajukan adalah pasar mana yang dibidik Kementerian BUMN dibalik aksi korporasi tersebut? 

“Pasarnya Pelita, pasarnya Citilink, pasarnya Garuda berbeda, itu nanti yang akan dibidik pasar yang mana? kalau membidik pasarnya Citilink, pasarnya Garuda akan hilang, kalau membidik pasarnya Garuda, pasarnya Citilink dan Pelita akan hilang,” kata dia. 

Kementerian BUMN masih mengkaji skema penggabungan Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service. Di mana opsi pendirian holding dan subholding baru pun menjadi sorotan.

“Itu apakah merger jadi satu perusahaan baru atau hanya dibawah satu koordinasi, tapi masing-masing perusahaan tetap ada itu yang bisa dijawab oleh pemerintah,” tutur dia.

Alvin menilai, penguatan konektivitas udara di Tanah Air tidak harus melalui opsi merger. Menurutnya, langkah Garuda dengan bergabung ke dalam SkyTeam menjadi contoh bahwa penguatan jejaring konektivitas bisa dilakukan antar maskapai. 

"Konektivitas tidak harus satu perusahaan, kita bisa belajar seperti Garuda sekarang anggota dari SkyTeam itu berbeda-beda maskapai, tapi membangun jejaring sehingga menjadi konektivitas tanpa batas," ucapnya. 

Saat ini, Garuda juga dinilai sudah ramping dan sehat Secara manajemen. 

"Citilink selama ini juga sudah bagus sekarang tinggal tujuannya pemerintah merger?" kata dia.

Perbaikan Ekosistem Penerbangan 

Menteri BUMN Erick Thohir mengutamakan merger antara Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service. Alasannya memperbaiki ekosistem penerbangan di Indonesia.

Dia memastikan, konsolidasi tiga maskapai pelat merah sudah masuk dalam peta jalan alias roadmap industri penerbangan. Bahkan, harus diselesaikan dalam enam bulan ke depan.

“Ya ini kembali, ini bagian roadmap yang enam bulan ke depan, kenapa saya kumpulkan hari ini? Itu menjadi bagian diskusinya,” ucap Erick usai menggelar pertemuan dengan BUMN sektor aviasi, di kantornya.

Dia mengatakan akan mendahulukan merger Pelita Air ke dalam Garuda Indonesia Grup dari wacana penggabungan Garuda Indonesia ke Holding BUMN aviasi dan pariwisata (InJourney).

Setelah mengumpulkan Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, AirNav Indonesia, dan PT Angkasa Pura Indonesia (API) di kantornya, dia mengatakan secara entitas maskapai BUMN memang akan tetap terpisah dengan API. 

“Kalau antara airport dan penerbangan tetap dipisah. Tetapi antara penerbangan, ini nanti tentu kita bicara bagaimana sinergi, dan juga restrukturisasinya,” kata dia. 

Halaman : 1 2

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |