Gagal Juara Piala AFF U-23, Erick Thohir Minta Pelatih Lebih Kenali Sepak Bola Asia Tenggara

21 hours ago 2

Pelatih Timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg bersitegang dengan pemain Vietnam seusai pertandingan final Piala AFF U23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (29/7/2025). Vietnam meraih juara setelah mengalahkan Timnas Indonesia dengan skor akhir 1-0 di babak final.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, timnas Indonesia U-23 menyudahi perjuangannya di Piala AFF U-23 dengan finis di posisi kedua. Pada laga final, Indonesia kalah 0-1 dari Vietnam.

Bagi Indonesia, ini kegagalan kedua beruntun setelah pada 2023 juga kalah dari lawan yang sama. Sedangkan bagi Vietnam sukses ini kali ketiga alias hattrick dalam kejuaraan kelompok usia tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan pengamat sepak bola Indonesia Binder Singh, di kanal YouTube-nya Bola Bung Binder pada Senin (3/8/2025), Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan salah satu alasan menjadi tuan rumah Piala AFF U-23 karena ingin juara. Setelah gagal, ia memberikan masukan kepada pelatih Gerald Vanenburg.

"Banyak yang berminat menjadi tuan rumah Piala AFF U-23, karena memang menjelang SEA Games 2025. Jadi kita minta jadi tuan rumah, kita berikan tempat terbaik di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. Kita tuan rumah tentunya ingin juara, tetapi ternyata kalah," kata Erick.

Selain pemain Timnas yang kesulitan mencetak gol Erick memberikan evaluasi, "Saya sudah bicara ke Gerald Vanenburg dan beberapa tim pelatih. Mereka harus lebih mengenal sepak bola Asia khususnya lagi sepak bola Asia Tenggara."

Ia mengatakan, tim pelatih yang yang biasa bermain sepak bola di Eropa kaget melihat yang terjadi di lapangan. Dalam beberapa kesempatan, pemain Vietnam memang melakukan aksi teatrikal yang membuat emosi terpancing. Begitu juga dengan pelatihnya.

Erick juga mengirimkan kejadian pada laga final SEA Games 2023 melawan Thailand yang sempat terjadi keributan.

"Mereka kaget. Selain itu termasuk kualitas wasit. Banyak anggapan Indonesia kalau menang diam, kalau kalah komplain tentang wasit. Saya tegaskan tidak. Kalah atau menang, kalau waktunya protes ya protes, ini bagian fairness yang kita bangun. Ini tim, bukan individu," tegasnya. 

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |