PT Dharma Polimetal Tbk atau Dharma Group (DRMA) berupaya untuk mencari sumber pendapatan baru.
PT Dharma Polimetal Tbk atau Dharma Group (DRMA) berupaya untuk mencari sumber pendapatan baru. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - PT Dharma Polimetal Tbk atau Dharma Group (DRMA) berupaya untuk mencari sumber pendapatan baru di tengah kinerja industri otomotif domestik yang menantang. Salah satunya mendorong ekspor komponen otomotif lewat pabrik baru yang akan beroperasi tahun ini.
Pada 2024, DRMA mencetak laba inti Rp593,1 miliar setelah dikurangi negative goodwill atas akuisisi PT Trimitra Chitrahasta (TCH) atau tumbuh 4,1 persen dibandingkan 2023. Sementara penjualan tetap stabil di kisaran Rp5,5 triliun.
Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengatakan, meskipun terjadi tren penurunan penjualan di industri otomotif nasional, DRMA mampu menunjukkan ketahanan yang baik. Kinerja pendapatan dan laba DRMA masih lebih baik dari industri.
"Ke depan, DRMA akan terus berupaya mencari sumber-sumber pertumbuhan baru yang tidak terlalu terpengaruh oleh naik turunnya penjualan otomotif, baik yang masih berhubungan dengan industri otomotif maupun di luar otomotif dengan memanfaatkan kompetensi yang sudah kita miliki maupun dengan menghasilkan inovasi baru," katanya lewat keterangan resmi, Kamis (6/3/2025).
Irianto mengatakan, kinerja keuangan DRMA pada tahun lalu juga ditopang oleh PT Dharma Kyungshin Indonesia (DKI), perusahaan patungan antara DRMA dan Kyungshin. DKI telah mengekspor ke AS sejak Mei 2024 dengan raihan pertumbuhan penjualan 103,6 persen secara tahunan.
"Dengan rekam jejak pengiriman yang konsisten, DKI optimistis dapat meningkatkan pangsa pasar global serta membuka peluang ekspansi ekspor ke negara lain," ujarnya.
Untuk memaksimalkan peluang tersebut, DKI tengah membangun pabrik baru seluas 2,3 hektare (ha) dengan kapasitas 1,5 kali lipat dari yang sudah ada. Pabrik ini dijadwalkan selesai pada semester kedua 2025 dan diproyeksikan meningkatkan jumlah rata-rata kontainer ekspor per bulan.
Di samping itu, kata Irianto, untuk menjaga bisnis tetap berkelanjutan, DRMA juga siap menangkap peluang di sektor kendaraan listrik (electric vehicle atau EV). Perseroan secara aktif mengembangkan komponen kendaraan listrik dan membangun ekosistem EV sendiri melalui Dharma Connect.
Menurut Irianto, strategi-strategi ini merupakan upaya untuk memperkuat bisnis DRMA. Pasalnya, penjualan perseroan pada 2024 masih ditopang oleh segmen kendaraan roda dua (2W) dengan penjualan mencapai Rp3,3 triliun.
Penjualan dari segmen 2W tersebut tumbuh 11,9 persen dibandingkan 2024 saat penjualan sepeda motor secara nasional hanya tumbuh 1,5 persen. Dengan kontribusi sebesar 59 persen terhadap total penjualan, segmen ini menjadi motor penggerak utama kinerja DRMA pada tahun lalu.
(Rahmat Fiansyah)