Jakarta -
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memulai pilot project atau percontohan konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Namun hingga kini, proyek percontohan hilirisasi batu bara itu masih didanai kas internal PTBA.
Diketahui, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan akan mendanai sejumlah proyek hilirisasi. Berdasarkan catatan detikcom, tercatat sebanyak 21 proyek hilirisasi yang akan didanai Danantara.
"Kalau masih pilot project kita masih bisa menggunakan kas internal kita sendiri, nilainya tidak terlalu besar," kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dalam konferensi persnya di Westin Hotel, Jakarta, Senin (14/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Arsal memaklumi proyeknya belum dapat didanai Danantara. Pasalnya, Danantara juga badan yang baru saja dibentuk pemerintah. Hingga saat ini, ia mengaku belum menerima panggilan dari pihak Danantara untuk membicarakan ihwal pendanaan tersebut.
"Kami juga belum dipanggil, kami tentu akan menyampaikan apa yang kami lakukan. Kami juga akan melakukan diskusi, masukan seperti apa. Sementara ini diskusi kami baru sampai MIND ID (Holding). Masih dalam proses lah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa berbicara langsung," jelasnya.
Adapun proyek percontohan hilirisasi batu bara PTBA dijalankan bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan perdana di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024.
Arsal mengatakan, proyek percontohan ini menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batu bara dan komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan Pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik dalam negeri.
Namun begitu, Arsal mengaku masih mengkaji nilai ekonomis hilirisasi Artificial Graphite dan Dimethyl Ether (DME). Sementara saat ini, pihaknya terus menjalankan produksi Artificial Graphite lantaran dapat menghasilkan Anoda.
"Ini merupakan ekosistem dari baterai. Jadi kami di MIND ID sebagai anggota, ini bisa menjadi Anoda. Anoda ini dihasilkan PTBA. Katoda bisa dari anggota MIND ID yang lain. Kemudian timah, aluminium, kita ada Inalum, PT Timah. very integrated," jelasnya.
Ia menambahkan, 90% komponen baterai dapat disiapkan di dalam negeri. Kalaupun dibutuhkan impor bahan baku, Arsal menyebut jumlahnya sedikit ketimbang yang diproduksi di dalam negeri.
"Padahal kalau kita sampai Artificial Graphite cuma sampai lembaran-lembaran, kalau dijual, secara komersial tetap menguntungkan. Tapi pasarnya, berdasarkan analisa kalau dalam negeri ada dan ada prospek. Tapi kami baru pilot project, mudah mudahan selesai tahun ini, tahun depan diharapkan sudah selesai mulai bangun. Kita harapkan tahun depan bisa komersial," tutupnya.
(fdl/fdl)