Aksi korporasi adalah tindakan yang dilakukan perusahaan publik yang dapat memengaruhi pergerakan harga sahamnya.
Contoh 5 Aksi Korporasi yang Dapat Memengaruhi Harga Saham, Ada Apa Saja? (Foto: Freepik)
IDXChannel—Apa saja 5 aksi korporasi yang memengaruhi harga saham? Aksi korporasi adalah tindakan yang dilakukan perusahaan publik yang dapat memengaruhi pergerakan harga sahamnya.
Suatu perusahaan publik dapat melakukan satu atau lebih dari satu aksi korporasi dalam suatu waktu. Keputusan aksi korporasi dibuat berdasarkan kebutuhan maupun kondisi perusahaan, dengan pertimbangan terbaik yang dapat membawa keuntungan.
Melansir OCBC NISP (4/3), ada dua jenis aksi korporasi, yakni aksi korporasi yang berkaitan dengan jumlah saham yang beredar dan aksi korporasi yang dapat memengaruhi struktur perusahaan.
Contoh aksi korporasi yang berkaitan dengan jumlah saham beredar misalnya stock split, rights issue, buyback saham, pembagian dividen saham, reserve stock split, dan saham bonus.
Sementara aksi korporasi yang memengaruhi struktur perusahaan antara lain jika emiten mengakuisisi bisnis lain, merger dengan perusahaan lain, melakukan tender offer, dan melakukan spin-off.
Contoh aksi korporasi di atas dapat memberikan sentimen terhadap pergerakan harga sahamnya. Setelah informasi aksi korporasi tersiar ke publik, pasar akan bereaksi, dan investor berancang-ancang mengambil posisi.
Lalu apa saja contoh 5 aksi korporasi yang memengaruhi harga saham?
1. Rights Issue
Rights issue adalah penerbitan lembar saham baru. Rights issue dilakukan ketika perusahaan membutuhkan modal baru dari investor, lalu menempuhnya dengan penerbitkan lenbar saham baru dan hanya bisa dibeli oleh pihak tertentu.
Yakni dengan Hak untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), investor yang tercatat sebagai pemegang saham perusahaan tersebut dapat membeli saham terlebih dahulu. Selain HMETD, ada juga pihak lain yang bisa membeli saham baru di awal.
Yakni dengan cara private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Modal yang diperoleh dari rights issue lantas digunakan untuk ekspansi, akuisisi, ataupun peningkatan skala bisnis dengan cara lain.
Melansir Emtrade, tidak semua investor ritel senang dengan aksi rights issue, karena jika mereka membeli lembar saham baru maka porsi kepemilikannya akan terdilusi.
2. Stock Split
Stock Split adalah pemecahan nominal saham untuk meningkatkan jumlah saham beredar, sehingga likuiditas sahamnya terjaga. Misalnya, saham yang semula dihargai Rp20.000 per lembar, dipecah menjadi 1:2 menjadi Rp10.000 per saham.
Perusahaan memecah harga saham per lembar agar harga sahamnya menjadi lebih terjangkau oleh investor ritel. Biasanya stock split dilakukan oleh emiten yang harga sahamnya juga sangat tinggi, sehingga dipecah agar likuiditasnya terjaga.
Stock split biasanya disambut positif oleh investor ritel. Pemecahan harga saham tidak memberi dampak apa pun terhadap investor lama yang sudah memegang saham di harga lama.
3. Buyback Saham
Buyback saham adalah ketika perusahaan membeli sahamnya sendiri dari investor. Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari aksi ini. Salah satunya adalah untuk menghindari penurunan harga saham lebih dalam.
Dengan buyback, penurunan harga jadi lebih terjaga dengan pembelian besar dalam jumlah bertahap. Buyback juga dapat meningkatkan skor EPS (Earning per Share), karena jumlah saham beredar berkurang.
4. Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi adalah aksi korporasi yang mengubah struktur perusahaan. Aksi ini dapat mengubah kepemilikan dan dapat berdampak pada operasional perusahaan, baik pada perusahaan eksisting ataupun perusahaan yang bergabung atau diambil alih.
Keputusan merger dan akuisisi dapat menggerakkan harga saham di pasar, terlebih jika merger dan akuisisi dianggap berdampak signifikan pada performa bisnis dan kinerja keuangan emiten.
5. Pembagian Dividen
Dividen adalah bagi hasil atas laba bersih yang diberikan perusahaan kepada investornya. Dividen adalah salah satu keuntungan paling nyata dan paling dicari investor. Semakin besar nominal dividen per saham dibagikan, semakin saham tersebut menarik di mata investor.
Pembagian dividen diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya begitu diumumkan jadwal pembagiannya, harga saham akan terkerek naik karena investor ritel berbondong-bondong membelinya.
Namun setelah cum date berakhir, biasanya harga saham akan menurun secara bertahap karena investor yang sebelumnya mengincar dividen telah melepas kepemilikannya usai mendapatkan jatah pembagian dividen.
Itulah contoh 5 aksi korporasi yang memengaruhi harga saham.
(Nadya Kurnia)