REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan keseimbangan antara tanggung jawab publik dan kehidupan keluarga. Meskipun pemimpin umat, kepala negara, dan rasul, Nabi Muhammad tidak pernah mengabaikan keluarganya.
Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa waktunya bersama keluarga diisi dengan penuh kasih sayang, kehangatan, dan keteladanan moral yang tinggi (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu kebiasaan Rasulullah ketika berada di rumah adalah membantu pekerjaan istrinya. Aisyah RA meriwayatkan, “Rasulullah biasa membantu pekerjaan rumah tangga; dia menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandalnya, dan melakukan pekerjaan sebagaimana yang dilakukan oleh laki-laki di rumahnya” (HR. Bukhari). Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah menjadikan kebersamaan di rumah sebagai bentuk pengabdian dan cinta, bukan beban.
Nabi juga berinteraksi dengan lembut terhadap istri-istrinya. Nabi Muhammad sering berbincang santai, mendengarkan cerita, bahkan bercanda ringan untuk menciptakan suasana hangat di rumah.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Rasulullah pernah berlomba lari dengan Aisyah RA — dan ketika Aisyah menang, beliau tersenyum sembari berkata, “Ini untuk balasan lombamu yang dulu.” (HR. Abu Dawud).
Selain dengan istri, Nabi juga memberikan perhatian besar kepada anak-anak dan cucunya. Rasulullah sering bermain dengan Hasan dan Husain, bahkan menggendong mereka ketika sedang salat (HR. Bukhari).
Sikap ini menunjukkan bahwa Nabi tidak kaku atau menjaga jarak, tetapi menghadirkan kehangatan emosional yang memperkuat ikatan keluarga.
Waktu bersama keluarga
Waktu bersama keluarga juga Nabi isi dengan penguatan keislaman. Rasulullah kerap mengajarkan doa, ayat Alquran, dan nasihat keimanan kepada keluarganya.
Setiap malam, dia membangunkan keluarganya untuk salat malam, sebagaimana disebut dalam QS. At-Tahrim ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Ini menunjukkan keseimbangan antara kasih sayang dan tanggung jawab moral.
Mendengarkan pendapat istri
Nabi Muhammad SAW juga memberikan teladan tentang komunikasi yang baik di rumah. Nabi Muhammad mendengarkan pendapat istri, seperti ketika Ummu Salamah memberikan saran saat Perjanjian Hudaibiyah.