Bogor -
Kementerian Pertanian (Kementan) menyoroti rendahnya pendapatan petani di Indonesia. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti buka-bukaan pendapatan petani per bulan cuma Rp 3,7 juta.
Angka ini dinilai kurang adil dibandingkan dengan unit usaha lain dalam rantai pasok pertanian. Dia memaparkan, estimasi keuntungan produksi padi di Indonesia bisa mencapai Rp 360 triliun sekali tanam, dengan asumsi biaya produksi Rp 17,63 juta per hektare pada lahan seluas 11 juta hektare (ha) dan produksi mencapai 30 juta ton.
Dari perputaran uang tersebut, dia memperkirakan para petani Indonesia mendapat distribusi keuntungan Rp 146 triliun. Jika dibagi rata-rata jumlah petani maka per orang diperkirakan mendapatkan Rp 3,7 juta per bulan. Angka ini menurutnya kurang adil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk ke petani ini ternyata mendapatkan pendapatan Rp 146 triliun, kalau dibagi rata petani 29 juta ini hanya Rp 3,7 juta per bulan per petani. Ini rasanya kurang berkeadilan dengan pihak lain," sebut Idha dalam Diskusi Akademik Himpunan Alumni Fateta IPB, di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/6/2025).
Keuntungan itu terdistribusi juga ke perusahaan pupuk, Perum Bulog, hingga pengusaha penggilingan padi selain masuk ke kocek petani. Idha memaparkan pihaknya sudah membuat program baru untuk meningkatkan pendapatan petani, salah satunya program Brigade Pangan yang mengumpulkan anak-anak muda untuk bertani.
Petani Muda Dibantu
Pemerintah akan membantu para petani muda untuk membuat kelembagaan yang baik. Satu kelompok Brigade Pangan akan dikumpulkan sebanyak 15 orang yang akan dicarikan pengelolaan pertanian seluas 200 hektare per kelompok.
Idha menilai penghasilan petani tidak akan besar jika menggunakan cara bertani lama, khususnya menggarap lahan yang luasannya kecil.
"Jadi mereka dikumpulkan dengan skala usaha yang efisien. Tidak akan jadi besar penghasilannya kalau pakai cara bertani lama, misalnya menggarap lahan yang kecil-kecil," sebut Idha.
Petani Diberikan Alsintan
Selain lahan garapan yang cukup, kelompok petani ini juga akan dibekali alat dan mesin pertanian. Menurutnya, modernisasi pertanian dapat memangkas hingga 50% biaya produksi dan bisa meningkatkan produktivitas sampai 100%.
Diharapkan dengan berbagai perbaikan ini, petani Indonesia dapat meningkat pendapatannya. Dari petani yang sudah ikut program Brigade Pangan saja rata-rata pendapatannya bisa mencapai Rp 10 juta per petani per bulan.
"Mereka melakukan kegiatan pertanian diharapkan pendapatan mereka mendapatkan minimal Rp 10 juta per orang. Jadi yang tadi Rp 3,7 juta per bulan itu bisa ditingkatkan hingga rata-rata Rp 10 juta per orang," sebut Idha.
(hal/ara)