BI Dikabarkan Diam-Diam Jual 11 Ton Emas Batangan, Benarkah?

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dikabarkan telah menjual 11 ton emas batangan dari cadangannya hingga Agustus 2025. Kabar tersebut berasal dari data penjualan emas bank sentral global yang dilaporkan oleh International Monetary Fund (IMF). Jika kabar tersebut benar, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang melakukan penjualan emas di saat mayoritas bank sentral global justru meningkatkan kepemilikannya.

Republika menghubungi pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi. Lewat pesan suara, Ibrahim berpendapat, upaya BI menjual emas batangnya tersebut merupakan langkah intervensi dari bank sentral Indonesia di pasar internasional. 

“Berdasarkan data IMF, Bank Indonesia sampai bulan September telah menjual emas batangannya sebesar 11 ton. Bisa saja bahwa Bank Indonesia saat ini terus melakukan intervensi di pasar internasional membutuhkan dana yang cukup besar, sehingga wajarlah pada saat harga logam mulia naik tinggi, kemudian cara satu-satunya untuk mendapatkan dolar, dana cash, adalah dengan menjual emas batangan,” kata Ibrahim, Senin (6/10/2025). 

Ibrahim menilai langkah BI menjual emas batangannya sebanyak itu merupakan salah satu upayanya dalam mendukung Pemerintah melakukan lelang obligasi. “Di sisi lain mungkin juga Bank Indonesia pun memerlukan dana yang cukup besar untuk membantu Pemerintah dalam melelang obligasi, yang membeli adalah Bank Indonesia,” ungkapnya. 

Meski begitu Ibrahim mempertanyakan langkah BI menjual 11 ton cadangan emasnya. Karena menurutnya, penjualan 11 ton emas yang dilakukan BI tidak tersampaikan kepada publik.

“Ini harus diinfokan, bertanya terhadap Bank Indonesia, kenapa Bank Indonesia menjual logam mulianya sebesar 11 ton tetapi secara diam-diam,” tutupnya. 

Republika mencoba menghubungi BI untuk mengkonfirmasi kabar penjualan 11 ton emas tersebut. Kepala Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso kepada Republika, membantah kabar penjualan tersebut.

"Merespon pertanyaan mengenai BI melakukan penjualan emas sebanyak 11 ton yang beredar, dapat kami sampaikan bahwa Bank Indonesia tidak melakukan penjualan emas sebagaimana disebutkan," kata Denny singkat.  

Dalam pemberitaan Kitco News, berdasarkan laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF), Analis Senior World Gold Council (WGC) Krishan Gopaul, mengungkapkan bank-bank sentral secara kolektif menambahkan 15 ton emas bersih ke dalam cadangan global pada Agustus 2025. “Hal ini secara umum sejalan dengan pembelian bersih bulanan antara Maret dan Juni 2025, dan menandakan kembalinya pola pembelian setelah cadangan global stagnan pada bulan Juli (kami merevisi turun estimasi awal Juli sebesar +10 ton setelah Bank Indonesia melaporkan penjualan sebesar 11 ton)," ungkap Gopaul.

Ada tujuh bank sentral yang menambah lebih dari satu ton emas ke dalam cadangan mereka pada bulan Agustus. Hanya ada dua bank sentral yang melaporkan penurunan.

1. Bank Nasional Kazakhstan menambah 8 ton emas dalam 6 bulan terakhir. Kepemilikan emas Kazakhstan kini mencapai 316 ton, 32 ton lebih tinggi dibandingkan akhir tahun 2024.

2. Bank Nasional Bulgaria membeli 2 ton emas. Total cadangan emas Bulgaria kini mencapai 43 ton.

3. Bank Sentral Turki menambah 2 ton emas. Total cadangan emas resmi Turki pada 2025 meningkat 21 ton menjadi 639 ton.

4. Bank Rakyat China melanjutkan tren pembelian bulanannya dengan tambahan 2 ton emas. Kini total kepemilikan emas BRC lebih dari 2.300 ton. Jumlah ini adalah 7 persen dari total cadangan internasional.

5. Bank Sentral Uzbekistan membeli 2 ton sehingga total cadangannya menjadi 366 ton atau turun 17 ton dibandingkan akhir 2024.

6. Bank Nasional Ceko (CNB) melanjutkan program akumulasi emasnya dengan pembelian tambahan 2 ton. Pembelian itu meningkatkan total cadangan emas menjadi 65 ton dan menargetkan menyimpan 100 ton emas pada akhir 2028.

7. Bank Ghana membeli 2 ton emas dan sepanjang 2025 mereka membeli 5 ton. Total cadangan emas nasional mereka meningkat menjadi 36 ton.

Sementara Rusia dan Indonesia disebut sebagai negara yang menjual emas. Penurunan cadangan emas Rusia diduga karena program pencetakan koin logam mulia di negara Beruang Merah tersebut.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |