Soal Dugaan Kegagalan Konstruksi di Al Khoziny, Ini Kata Menteri PUPR

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Dody Hanggodo, melakukan peninjauan langsung ke lokasi runtuhnya bangunan empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Senin (6/10/2025) sore.

Ia belum bersedia memberikan tanggapan terkait dugaan kegagalan konstruksi pada bangunan tersebut.

"Saya tidak berani komentar lebih jauh soal itu. Saat ini kami fokus pada proses penyelamatan (search and rescue) yang dilakukan Basarnas. Nanti setelah itu selesai, baru kami bicara lebih jauh," kata Dody kepada awak media di lokasi kejadian.

Dody yang hadir bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii serta Sekda Jawa Timur Adhy Karyono, menyaksikan langsung bagaimana proses evakuasi korban yang dilakukan oleh tim SAR gabungan di hari kedelapan pascakejadian. Hingga Senin petang, tercatat 169 santri berhasil dievakuasi, dengan rincian 104 orang selamat dan 65 meninggal dunia, termasuk enam bagian tubuh (body part) yang ditemukan terpisah.

Saat ditanya apakah kehadirannya di lokasi adalah bentuk perhatian langsung Presiden RI, Dody tidak membantah. Menurutnya, keberadaan Kepala Basarnas yang ditugaskan khusus ke Sidoarjo sudah menjadi sinyal bahwa tragedi ini menjadi perhatian pemerintah pusat.

"Dengan hadirnya Kepala Basarnas, itu sudah jadi perintah Presiden. Jadi bukan sekadar karena rapat atau koordinasi biasa," ujarnya.

Evaluasi Menyeluruh Bangunan Ponpes

Meski enggan berbicara lebih jauh mengenai penyebab ambruknya bangunan dan soal legalitasnya seperti ketiadaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), Menteri PUPR menegaskan bahwa pihaknya bersama Pemda akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas bangunan di seluruh pondok pesantren.

"Kita akan evaluasi semua pondok pesantren. Pelan-pelan, kita benahi bersama Pemda setempat dan Kemendagri, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," ujarnya.

Dody juga menyoroti data yang menyebut bahwa hanya sekitar 50 ponpes di wilayah tersebut yang memiliki IMB atau PBG. Ia menyebut hal itu menjadi pekerjaan rumah besar yang harus ditangani secara serius ke depan.

Soal Santri dan Keterlibatan dalam Pembangunan

Terkait dugaan bahwa proses pembangunan melibatkan santri di bawah umur, Dody membantah secara tegas. Ia menilai perlu hati-hati dalam menyampaikan informasi yang belum terverifikasi, mengingat banyak bangunan pesantren dibangun secara swadaya oleh komunitas internal pesantren.

"Jangan bilang begitu. Ini kan dari santri untuk santri. Kalau kita bicara begitu, bisa menyesatkan. Harus ada data dan verifikasi," katanya.

Read Entire Article
IDX | INEWS | SINDO | Okezone |